Topcareer.id – Dalam laporan barunya, Komite Penyelamatan Internasional (International Rescue Committee) mengatakan bahwa virus corona dapat menginfeksi hingga satu miliar orang dan membunuh 3,2 juta orang di 34 “negara yang terkena dampak krisis” ketika pandemi memperburuk krisis kemanusiaan.
Analisis yang dirilis pada Selasa (28/4/2020) ini menyatakan negara-negara itu mencakup negara di zona perang seperti Afghanistan dan Suriah, serta negara-negara yang menderita kemiskinan terus-menerus sebelum pandemi, termasuk Yunani dan Venezuela.
“Angka-angka ini berfungsi sebagai peringatan: beratnya pandemi saat puncak begitu menghancurkan dan tidak proporsional ini belum dirasakan di negara-negara yang paling rapuh dan tercabik-perang,” kata CEO komite, David Miliband, dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Terbanyak Ketiga di Asia: Kasus Corona Singapura Lebih Banyak Diidap Pekerja Migran
IRC adalah organisasi kemanusiaan non-pemerintah. Bulan lalu, ia mengumumkan inisiatif untuk mengatasi pandemi virus corona, khususnya di komunitas pengungsi.
Laporan baru IRC “One Size Does Not Fit All: Mitigating COVID-19 in Humanitarian Setting” mengatakan perkiraannya konservatif. Organisasi itu tidak memperhitungkan akses terbatas ke perawatan kesehatan di banyak negara yang dianalisis. Laporan itu mengatakan Sudan Selatan, misalnya, hanya memiliki empat ventilator dan 24 unit perawatan intensif.
IRC memperingatkan bahwa beberapa negara termasuk, seperti Bangladesh, tuan rumah kamp-kamp pengungsi terbesar dan terpadat di dunia, di mana virus dapat menyebar lebih cepat.
“Meskipun Covid-19 adalah virus baru dan masih banyak yang tidak diketahui, jelas bahwa dampaknya dalam pengaturan ini akan berbeda dari di negara-negara kaya yang pertama kali terkena pandemi,” kata laporan itu, dikutip dari CNBC.
IRC memperingatkan, krisis kemanusiaan yang ada seperti ketidakstabilan politik dan ekonomi dikombinasikan dengan krisis Covid-19 dan respons terhadapnya dapat menciptakan “darurat ganda” bagi negara-negara yang rentan.
Laporan tersebut menambahkan bahwa konsekuensi ekonomi dari tindakan lockdown di negara-negara termiskin akan meningkatkan kemiskinan global dan kekurangan pangan.
Pandemi virus corona diperkirakan akan menggandakan lebih dari 820 juta orang yang sudah menghadapi kerawanan pangan, menurut IRC. Dan itu bisa mendorong kelaparan baru di tiga lusin negara. IRC mengatakan penutupan perbatasan sporadis telah mengganggu pasokan makanan dan bantuan di Afghanistan.
“Pembatasan jangka panjang pada pergerakan dapat memaksa petani untuk meninggalkan pertanian, menjual ternak untuk mengatasi hilangnya pendapatan, atau mengambil tindakan lain yang merusak swasembada jangka panjang mereka dan meningkatkan ketergantungan mereka pada bantuan,” kata laporan itu.
Menurut IRC, Sudan Selatan dan Republik Afrika Tengah bergantung pada organisasi non-pemerintah masing-masing untuk 80% dan 75% pelayanan kesehatan. *
Editor: Ade Irwansyah