Topcareer.id – Kalau kamu lahir di pertengahan 80-an dan besar di sepanjang tahun 90-an, kamu pasti tahu betapa populernya permainan video game Super Mario Bros kala itu.
Dalam masa di mana Nintendo tengah begitu populer, Hampir semua orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa menggemari game tersebut.
Jika dilihat dari kacamata sekarang, Super Mario bros sekilas memang terlihat seperti game biasa, namun kala itu, setiap levelnya membuat para gamer penasaran.
Ditambah lagi, Nintendo pada zaman itu belum memiliki teknologi untuk menyimpan data, sehingga harus dimainkan hingga benar-benar selesai, kalau tidak mau mulai lagi dari awal.
Nah, ngomong-ngomong soal game ini, ada beberapa fakta menarik yang bisa jadi belum kamu ketahui. Berikut di antaranya, seperti dikutip dari laman gamespot.com.
- Nama Mario diberikan setelah penciptanya mengetahui nama pemilik gedung perkantoran tempat perusahaan Nintendo di Amerika
- Pencipta Mario, Shigeru Miyamoto terinspirasi dari tokoh Alice in Wonderland
- Super Mario Bros dirilis di Jepang pada hari Jumat tanggal 13, di mana hari itu banyak dipercaya membawa kesialan. Nyatanya, mitos tersebut tidak berlaku untuk game Super Mario Bros yang sukses besar
- Dalam game, Mario memukul balok dengan tinjunya, bukan kepalanya
- Gambar grafik untuk semak-semak dan awan sebetulnya sama persis, hanya warna dan penempatannya berbeda
- Seri video game Super Mario Bros masuk Guinness Book of Records sebagai franchise game paling sukses sepanjang masa
- Mario adalah karakter paling terkenal dalam sejarah video game, dan mungkin adalah karakter paling terkenal yang pernah ada. Dalam jajak pendapat tahun 1990 oleh Marketing Evaluations, Mario ditemukan lebih populer di antara anak-anak daripada Mickey Mouse
- Mario mengenakan topi karena penciptanya Shigeru Miyamoto tidak bisa menggambar rambut, dia juga menggambar Mario dengan kumis karena kumis lebih mudah dilihat daripada mulut dengan grafis Nintendo yang saat itu masih 8-bit.
Seru bukan? Kalau kamu tahu fakta lainnya, jangan lupa beritahu kami, ya!
Editor: Feby Ferdian