Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, April 25, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

(in-depth) Kala Vaksin Corona Tersedia, Apa Orang Kaya Bakal Dapat Lebih Dulu?

Ilustrasi. (dok. Global Times)

Sejarah singkat vaksinasi modern

Vaksinasi modern punya sejarah panjang. Dimulai dari penemuan vaksin cacar.

Pada zaman dahulu kala, sebutlah sebelum abad ke-18, orang China melawan penyakit cacar yang mematikan dengan cara radikal.

Pada abad ke-18, setiap tahun hampir setengah juta penduduk Eropa—dan banyak lagi di tempat lain—meninggal karena penyakit tersebut. Di London, Inggris, cacar merenggut satu nyawa dari lima penduduknya.

Namun, di China orang telah menemukan cara untuk melawan penyakit tersebut. Orang Tiongkok memperhatikan bahwa sekali orang mampu bertahan dari penyakit cacar, mereka tidak akan pernah terjangkit lagi, tak peduli seperti apa mereka bersinggungan dengan penyakit tersebut.

Lalu, penduduk di sana mengorek koreng cacar dari korban yang lebih lemah, kemudian menggoreskannya pada orang sehat yang belum terkena penyakit itu. Beberapa orang cepat meninggal karena infeksi, tapi sebagian yang lain mampu bertahan. Praktek ini dinamakan “variolasi” yang lalu menyebar dari Asia hingga Turki.

Baca juga: Vaksin COVID-19 yang Diuji di Jerman Siap pada Akhir Tahun

Hal ini menarik perhatian Lady Mary Wortley Montague. Ia begitu terkesan dan mempraktikkannya pada anak-anaknya sendiri. Praktik itu berisiko tinggi karena banyak orang yang benar-benar sehat memaparkan diri lalu terjangkit penyakit cacar.

Lalu, pada 1790, seorang dokter muda bernama Edward Jenner bertanya-tanya kenapa banyak perempuan yang bekerja di pabrik pengolahan susu seperti kebal terhadap cacar. Dia mengira, mungkin karena mereka telah mengidap penyakiit yang mirip, tapi jauh lebih ringan, yang disebut cacar sapi, yang mereka dapatkan dari sapi yang mereka perah susunya.

Dokter Jenner lantas menulari anak lelaki tukang kebunnya yang masih kecil, James Phipps, dengan bahan yang diambil dari luka perempuan yang bekerja di pabrik susu sapi yang sedang menderita cacar sapi.

Beberapa minggu kemudian, ia dengan sangaja menulari James kecil dengan cacar. James terbukti menjadi imun dan tetap begitu selamanya.

Setelah beberapa percobaan lebih lanjut, Jenner mampu meyakinkan pemerintah Inggris akan kemanjuran tekniknya. Seluruh Eropa dan Amerika Utara kemudian menjalankan program imunisasi wajib vaksin cacar kepada anak-anak, dan sejak itu penyakit cacar turun drastis.

Ilustrasi. (dok. Jakarta Post)

Penemuan vaksin cacar memulai berbagai penemuan vaksin bagi penyakit lain. Berkat imunisasi, penyakit-penyakit yang berbahaya di masa lalu seperti cacar air, difteri, polio, tetanus, campak, batuk rejan, rabies, antraks dan banyak penyakit lain bukan lagi ancaman.

Sampai akhir abad ke-18, hanya satu di antara tiga anak yang mampu bertahan di atas umur lima tahun. Kini, penyakit-penyakit tersebut bisa diusir dengan cara mudah: vaksinasi. Vaksin adalah cerita keberhasilan terbesar sepanjang masa dalam bidang kesehatan.

Akan tetapi tidak gampang membuat vaksin. Dan nyatanya membutuhkan waktu tak sebentar. Mengambil sampel penyakit lalu dengan serampangan menularkannya ke tubuh orang, seperti dilakukan Dokter Jenner pada anak tukang kebunnya, tak lagi bisa dipraktikkan.

Cari tahu lebih jauh di halaman berikutnya>>

the authorAde Irwansyah

Leave a Reply