Topcareer.id – Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menilai media sosial dapat dipakai untuk membuat generasi muda tetap menjalankan nilai-nilai pancasila.
“Pada era digital ini, kaum muda dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk sosialisasi dan mengomunikasikan perilaku keseharian yang sesuai nilai-nilai Pancasila. Dengan begitu, Pancasila sebagai dasar negara akan hidup terus di tengah masyarakat,” kata Moeldoko pada acara webinar Sobat Cyber Indonesia, pada Selasa (2/6/2020).
Namun sayangnya berdasarkan survey yang dilakukan oleh Denny JA, tatanan teknologi informasi saat ini telah mendisrupsi relasi antara negara dengan rakyat, bahkan dapat memunculkan potensi radikalisme sebagai gejala global yang mengancam eksistensi bangsa.
Baca juga: Cerita Masa Kecil Kartini yang Lucu dan Sedih
“Hal tersebut dipengaruhi oleh munculnya berbagai hoax yang tersebar di media sosial seperti facebook atau twitter yang menyangkut sosial politik, SARA, dan kesehatan baik berupa tulisan, gambar maupun video,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komjen Boy Rafli Amar mengatakan bahwa kita harus berhati-hati menggunkan sosial media karena banyaknya kelompok radikal yang melakukan rekriutmen menggunakan media sosial.
“Para penyebar isu-isu radikal menggunakan sosial media atau online training untuk melakukan aksi teror dan mengatasnamakan bela negara, seolah berjuang untuk kepentingan agama yang sebenarnya telah disesatkan oleh paham radikal,” ujarnya.
Oleh karena itu, Boy Rafli merasa pentingnya pendekatan konteks kekinian salah satunya dengan penggunaan media sosial untuk mendekatkan generasi muda dalam mengenal dan memahami nilai-nilai luhur Pancasila. *
Editor: Ade Irwansyah
