Topcareer.id – Untuk kedua kalinya dalam empat bulan terakhir selama masa pandemi masih melanda, Airbus, produsen pesawat komersial yang berbasis di Prancis, mencatat nol pesanan untuk pembuatan pesawat baru.
Pabrikan pesawat Eropa ini tidak mencatat pesanan baru pada Mei karena perusahaan menyesuaikan diri dengan kenyataan pahit maskapai penerbangan yang membatalkan atau menunda pesanan pesawat baru dalam upaya menghemat uang.
Boeing melaporkan pesanan dan pengiriman Mei minggu depan dengan beberapa analis mengharapkan perusahaan untuk membukukan bulan kelima berturut-turut tanpa pertumbuhan pesanan.
“Saya tidak terkejut dengan angka-angka ini. Saya pikir kami memiliki dua tahun lagi pembukuan negatif untuk pembuat pesawat,” kata Richard Aboulafia, seorang analis penerbangan untuk Grup Teal, dikutip dari laman CNBC.
Baca juga: Miris, Boeing Catat Pembatalan Pesanan 150 Pesawat Saat Pandemi
Keringnya pesanan memaksa Airbus juga Boeing untuk menurunkan jadwal produksi mereka dan menguraikan rencana untuk memangkas ribuan pekerjaan. Pada bulan Maret dan April, saham Boeing dan Airbus sama-sama berada di posisi terendah multi-tahun karena kekhawatiran tentang kerugian yang meningkat.
Selama belasan tahun terakhir, Airbus telah berkembang dari produsen pesawat terbang Eropa dengan produksi lokal murni menjadi pabrikan global dengan jalur perakitan di tiga benua. Hal ini tentu memberikan lebih banyak pengaruh untuk memenangkan pesanan di seluruh dunia.
Baca juga: New Normal di Pesawat: Penumpang Wajib Kenakan Masker Sepanjang Perjalanan
Tetapi ketika industri penerbangan memasuki penurunan paling dramatis yang pernah ada, perusahaan menemukan bahwa jangkauan luas berubah menjadi beban.
Airbus sudah memangkas target produksi, beradaptasi dengan realitas baru segera setelah kuncian perjalanan global yang dimulai pada pertengahan Maret. Airbus mengumpulkan nol pesanan baru dan hanya 24 pengiriman pesawat untuk bulan Mei. *
Editor: Ade Irwansyah