Topcareer.id – Suplemen multivitamin di zaman modern ini seperti menu wajib. Fungsinya disebutkan pelbagai macam, mulai dari menggenjot daya tahan tubuh, membikin awet muda, juga untuk mengikis risiko aneka penyakit. Tapi, sungguhkah suplemen memang punya khasiat jitu?
Riset terbaru yang dilaporkan American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan, sebetulnya suplemen tak sakti-sakti amat. Menurut para ahli, tak cukup bukti untuk menyatakan bahwa suplemen memang sangat dibutuhkan untuk mendongkrak derajat kesehatan, meski para ahli juga tidak merekomendasikan larangan apa pun.
“Jika kamu mengonsumsi multivitamin, tak ada alasan untuk menghentikannya. Tapi, jika belum mengonsumsi, tak ada alasan pula untuk memulainya,” kata Paul Coates, Direktur Suplemen Makanan, Institut Nasional Kesehatan, Amerika Serikat.
Baca juga: Cerdas Pilih Suplemen untuk Jaga Imunitas Tubuh di Masa Pandemi
Dalam laporan tersebut, Paul Coates menyeru konsumen agar berlaku bijak. Pilihlah suplemen dengan komposisi kandungan vitamin dan mineral di bawah patokan standar harian. Misalnya, standar asupan vitamin A adalah 700 mikrogram (untuk perempuan) dan 1.000 mikrogram (untuk laki-laki) saban hari. Nah, jadilah konsumen pintar dengan tidak mengonsumsi suplemen dengan kandungan vitamin A jauh melampaui standar diet harian.
Konsumsi suplemen dengan vitamin A dosis supertinggi berisiko buruk. Bukannya membawa sehat, tumpukan vitamin A dosis tinggi malah meracuni tubuh (avitaminosis) Akibatnya, antara lain, risiko osteoporosis meningkat. *