TopCareerID

Studi: Pandemi Membuat Lama Waktu Meeting Berkurang 20%

Sumber foto: socialworker.com

Topcareer.id – Ya, pandemi membawa perubahan besar-besaran terhadap rutinitas kantor, karena sebagian besar pekerja kini menyelesaikan tugas-tugasnya dari rumah saja. Rutinitas meeting pun jadi salah satu kegiatan yang mendapat efek besar dari pandemi ini.

Fakta-fakta soal meeting ketika pandemi hantam dunia

Penelitian baru dari Biro Riset Ekonomi Nasional Amerika Serikat (NBER) menunjukkan bahwa pandemi telah secara substansial mengurangi jumlah waktu yang kita habiskan dalam pertemuan (meeting) setiap hari.

Setelah menganalisis data pada email dan pertemuan lebih dari tiga juta pekerja di seluruh dunia sebelum dan sesudah krisis melanda, para peneliti menemukan bahwa meskipun jumlah rata-rata pertemuan sehari naik 13 persen, lamanya pertemuan itu berkurang 20 persen.

“Itu berarti kita menghabiskan 12 persen lebih sedikit waktu setiap hari dalam rapat. Itu kabar buruk untuk bloviator (orang sombong), tetapi kabar baik bagi penggemar rapat yang lebih efisien,” tulis penelitian, dikutip dari Inc.

Para peneliti tidak bisa memastikan mengapa lamanya pertemuan menyusut sejak awal pandemi, tetapi mereka memprediksi hal itu mungkin terjadi karena kebutuhan untuk tanggung jawab lain, seperti pengasuhan anak, serta fakta bahwa ngantor jarak jauh membuat pertemuan yang lama terlalu membosankan.

“Dengan semua orang yang bekerja di rumah, bagaimanapun, rapat singkat dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan rencana baru dengan cepat, berbagi pekerjaan diselesaikan, meningkatkan akuntabilitas, menyesuaikan prioritas, memberikan dukungan sosial, dan mencapai tujuan lain yang sering ditangani secara informal di lingkungan kantor,” kata penelitian tersebut.

Waktu meeting berkurang, tapi…

Meskipun total waktu rapat turun, total waktu kerjanya malah bertambah. Diukur dengan rentang antara email pertama dan terakhir pekerja pada hari itu, di mana kita bekerja 48,5 menit lebih banyak dalam sehari sejak virus tiba.

“Di satu sisi, keleluasaan dalam memilih jam kerja untuk mengakomodasi kebutuhan rumah tangga dapat memberdayakan karyawan dengan memberi mereka kebebasan atas jadwalnya sendiri,” tulis peneliti.

Di sisi lain, perubahan jadwal kerja mungkin merupakan konsekuensi dari perbedaan yang kabur antara kerja dan kehidupan pribadi, di mana menjadi mudah untuk bekerja berlebihan karena kurangnya penggambaran yang jelas antara kantor dan rumah.**(Feb)

Exit mobile version