TopCareerID

Semester I 2020 Pertamina Catat Kerugian Hingga Rp 11,24 Triliun

Topcareer.idDalam Laporan Keuangan per 30 Juni 2020, PT Pertamina (Persero) mengalami kerugian mencapai USD 767,92 juta atau sekitar Rp 11,24 triliun (USD 1=Rp 14.639) sepanjang semester I 2020. Sementara di periode yang sama, BUMN mencatat laba USD 659,96 juta atau sekitar Rp 9,71 triliun.

Pada semester I-2020, total penjualan Pertamina USD 20,48 miliar, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana tercatat USD 25,55 miliar.

VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan sepanjang semester 1 2020, Pertamina menghadapi triple shock, yakni penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri, serta pergerakan nilai tukar dollar yang berdampak pada rupiah, sehingga terjadi selisih kurs yang cukup signifikan. 

“Pandemi Covid-19, dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina. Dengan penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi yang sangat tajam, membuat kinerja keuangan kita sangat terdampak,” kata Fajriyah dalam siaran pers, Senin (24/8/2020).

Menurut Fajriyah, penurunan demand tersebut terlihat pada konsumsi BBM secara nasional yang sampai Juni 2020 hanya sekitar 117 ribu kilo liter (KL) per hari atau turun 13% dibandingkan periode yang sama tahun 2019, yang tercatat 135 ribu KL per hari.

Bahkan pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota besar terjadi penurunan demand mencapai 50%-60%.

“Namun, Pertamina optimis sampai akhir tahun akan ada pergerakan positif sehingga diproyeksikan laba juga akan positif, mengingat perlahan harga minyak dunia sudah mulai naik dan juga konsumsi BBM baik industri maupun retail juga semakin meningkat,” ujar Fajriyah.

Fajriyah menambahkan, optimisme Pertamina untuk mencapai kinerja positif di akhir tahun juga terlihat dari keberhasilan pencapaian kinerja positif pada laba operasi Juni 2020 sebesar USD 443 juta dan EBITDA sebesar USD 2,61 miliar yang menunjukkan kegiatan operasional Pertamina tetap berjalan dengan baik. 

Menurut Fajriyah, kendati perusahaan mengalami rugi bersih pada semester 1 2020 dibandingan dengan periode yang sama tahun lalu, Pertamina tetap memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat agar pergerakan ekonomi nasional tetap terjaga.

Pertamina, lanjut Fajriyah, juga tetap menjalankan proyek strategis nasional di sektor hulu seperti Jambaran Tiung Biru (JTB), tetap melakukan pengeboran sumur migas yang sudah berjalan, serta terus menuntaskan mega proyek RDMP dan GRR untuk membangun ketahanan dan kemandirian energi nasional.

“Secara total produksi minyak dan gas bumi Pertamina Group baik untuk aset domestik maupun internasional mencapai 884,1 MBOEPD (ribu barel setara minyak per hari). Bahkan beberapa anak perusahaan hulu Pertamina pun mencatat kinerja positif dengan capaian target produksi sesuai target,” terang Fajriyah.**(Feb)

Exit mobile version