TopCareerID

Begini Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di Transportasi Publik

Sumber foto: trtworld.com

Topcareer.id – Pandemi COVID-19 telah membuat semua industri transportasi babak belur.

Saat ini, para pelaku bisnis industri transportasi wajib menerapkan setiap protokol yang telah diatur oleh pemerintah, dan lembaga kesehatan seperti WHO untuk menjaga keamanan dan kesehatan para penumpang.

Dina Kania dari WHO Indonesia, pada Workshop Vol. 5: Industri Transportasi Publik menyampaikan tiga segmen utama terkait protokol kesehatan di bidang transportasi.

Segmen pertama, pengaturan di terminal/stasiun/bandara/pelabuhan. Ada 5 prinsip utama dalam segmen ini, antara lain:

Rekayasa jaga jarak
“Jaga jarak ini sepertinya terdengar mudah, tetapi cukup sulit untuk diaplikasikan, jadi kita perlu identifikasi tempat yang berpotensi memiliki antrian panjang,” kata Dina. Perlu dilakukan intervensi dan modifikasi agar antrian dapat terurai supaya mencegah terjadinya kerumunan.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membatasi jumlah orang yang masuk ke dalam terminal/stasiun/bandara/pelabuhan sehingga tidak menumpuk antriannya; memberikan tanda yang jelas saat mengantri; dan bagi area-area di mana rekayasa jaga jarak tidak bisa dilakukan, bisa ditambahkan pembatas dari kaca atau plastik.

Di bandara juga perlu diidentifikasi spot-spot mana saja yang terjadi penumpukan penumpang, dan perlu dilakukan engineering agar tidak terjadi overcrowding, contohnya pada saat boarding, pengumpulan bagasi, imigrasi, dan sebagainya.

Rekayasa untuk meminimalisir kontak dan interaksi
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah menganjurkan orang untuk lebih memilih pembelian tiket secara online agar tidak perlu terjadi antrian. Perbanyak layanan yang sifatnya self service, serta proses-proses yang tidak memerlukan sentuhan dengan manusia atau objek.

Pemeriksaan kesehatan
“Pemeriksaan kesehatan ini sangat krusial terutama di points of entry atau di bandara dan pelabuhan internasional. Kita ingin memastikan seluruh penumpang yang melakukan perjalanan dalam keadaan sehat dan tidak berpotensi menularkan Covid-19 ke penumpang lain.” Ujar Dina.

3 cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan adalah health declaration, pengecekan suhu tubuh, dan observasi langsung yang meliputi wawancara, isolasi dan rujukan ke fasilitas kesehatan, serta pelaporan.

Fasilitas cuci tangan
Dikarenakan salah satu cara menjaga kesehatan dan melindungi diri dari paparan virus corona adalah dengan mencuci tangan, maka sarana transportasi umum seperti terminal/stasiun/bandara/pelabuhan harus menyediakan tempat cuci tangan lengkap dengan kestersediaan sabun dan air pada spot-spot tertentu.

Pembersihan dan disinfeksi
Seluruh sarana transportasi umum di terminal/stasiun/bandara/pelabuhan wajib melakukan pembersihan seluruh tempat dan alat transportasinya.

Segmen kedua, adalah pencegahan Covid-19 di moda transportasi. Ada 4 hal yang harus menjadi perhatian utama:

Pengemudi, penumpang, dan kru taat protokol kesehatan.
Memastikan semuanya mengenakan masker, terutama untuk penumpang berusia 60 tahun atau berisiko tinggi dan memiliki riwayat penyakit tertentu seperti jantung, kanker, atau diabetes.

“Sebenarnya WHO tidak menganjurkan orang-orang high risk seperti ini untuk melakukan perjalanan jarak jauh,” ucap Dina.

Rekayasa jaga jarak
Ini perlu dilakukan, caranya dengan melakukan pembatasan penumpang, pengaturan tempat duduk, jika tidak memungkinkan, gunakan alat pelindung tambahan seperti sekat pembatas antara pengemudi dan penumpang.

Minimalisir kontak dan interaksi
Contoh pada moda transportasi pesawat, cobalah mengurangi pelayanan makanan dan minuman, tidak memberikan bantal dan selimut, serta meniadakan majalah dan koran. Ini juga berlaku di kereta jarak jauh di mana layanan-layanan tersebut bisa ditiadakan.

Pembersihan dan disinfeksi
Wajib dilakukan secara rutin, terutama bagi permukaan atau benda yang sering disentuh. Dalam pesawat, pembersihan dan disinfeksi ini memiliki prosedur khusus yang harus dilakukan.

Penanganan penumpang yang sakit
Dina Kania dari WHO Indonesia kembali mengambil contoh penanganan penumpang yang sakit dalam pesawat. Menurutnya, ada beberapa prosedur yang harus dilakukan:

Editor: Feby Ferdian

Exit mobile version