Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Ini Tantangan Pengembangan Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT)

Laba Bersih PLN 2020 Naik 38,6%, Jadi Rp5,9 TriliunFoto Ilustrasi

Topcareer.id – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen mendorong pengembangan pembangkit berbasis energi bersih dalam penyediaan energi nasional ke depan. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu dilalui untuk mencapai target itu.

Rencananya, pemerintah akan menambahkan 16,7 Giga Watt (GW) dalam kurun waktu 10 tahun sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara 2019-2028.

“Ada beberapa tantangan pengembangan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) ini”, kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada acara daring PLN International Conference on Technology and Policy in Electric Power and Energy 2020, Rabu (23/9/2020).

Menurut Arifin, tantangan pertama adalah keekonomian EBT yang dinilai masih belum kompetitif dibandingkan dengan harga pembangkit berbahan bakar fosil. “Harga EBT masih relatif lebih mahal dibandingkan pembangkit konvensional,” tegasnya.

Kedua, sifat pembangkit yang intermittent, seperti PLT Surya dan PLT Bayu sehingga memerlukan kesiapan sistem untuk menjaga kontinuitas pasokan tenaga listrik.

Baca juga: PLN Pastikan Pasokan Listrik Aman Selama PSBB Jakarta

Sebaliknya, pembangkit EBT yang least cost (ongkos rendah) dan faktor kapasitasnya bagus, seperti PLT Air, PLT Minihidro, dan PLT Panas Bumi, umumnya terletak di daerah konservasi yang jauh dari pusat beban, membutuhkan waktu relatif lama dalam pembangunan, mulai dari perizinan, kendala geografis, hingga keadaan kahar (longsor).

Terakhir, Arifin menyampaikan, untuk bioenergi, pengembangan pembangkit biomassa maupun biogas memerlukan jaminan pasokan feedstock selama masa operasinya.

Ia meyakini Indonesia sebagai negara tropis sangat cocok dan punya potensi besar dalam mengembangkan EBT, terutama dari pemanfaatan energi matahari. Mengingat, penyinaran energi surya tersebut di Indonesia lebih panjang dibandingkan negara lainnya.

“Sangat bisa (mengandalkan energi surya), karena negara tropis. Penyinaran matahari lebih panjang dari negara lain,” jelasnya.

Leave a Reply