TopCareerID

Bisnis Taman Hiburan Terus Merugi, Disney PHK 28 Ribu Karyawannya

Disneyland. (dok. ebay)

Topcareer.id – Penutupan taman hiburan yang berkepanjangan akibat pandemi Covid-19 dan jumlah pengunjung yang terus dibatasi membuat Disney merencanakan untuk memberhentikan 28.000 karyawannya di divisi taman hiburan, experience, dan produk konsumen.

Mengutip CNBC, dalam sebuah memo yang dikirim ke karyawan pada Selasa (29/9/2020), Josh D’Amaro, Kepala Taman di Disney, merinci beberapa keputusan sulit yang harus diambil perusahaan setelah pandemi virus corona, termasuk mengakhiri cuti ribuan karyawannya.

Sekitar 67% dari 28.000 pekerja yang di-PHK adalah karyawan paruh waktu, menurut pernyataan D’Amaro. Perusahaan menolak untuk memecah PHK menurut lokasi taman individu.

Meskipun taman hiburan Disney di Florida, Paris, Shanghai, Jepang, dan Hong Kong dapat dibuka kembali dengan kapasitas terbatas, California Adventure dan Disneyland tetap tutup di Anaheim, California.

“Seperti yang bisa kamu bayangkan, keputusan sebesar ini tidaklah mudah. Selama beberapa bulan terakhir, tim manajemen kami telah bekerja tanpa lelah untuk menghindari keharusan memisahkan siapapun dari perusahaan,” tulis D’Amaro dalam memo kepada karyawan.

“Kami telah memotong pengeluaran, menangguhkan proyek modal, mencabut anggota pemeran kami sambil tetap membayar tunjangan, dan memodifikasi operasi kami agar berjalan seefisien mungkin. Namun, kami tidak dapat secara bertanggung jawab tetap memiliki staf penuh saat beroperasi pada kapasitas terbatas seperti itu,” jelasnya.

Segmen taman, pengalaman, dan produk konsumen adalah bagian yang sangat penting dari bisnis Disney. Tahun lalu, itu menyumbang 37% dari total pendapatan perusahaan sebesar USD 69,6 miliar.

Disney telah mengeluarkan banyak uang sejak wabah dimulai. Pada kuartal kedua, perusahaan melaporkan kerugian USD1 miliar dalam pendapatan operasional karena penutupan taman, hotel, dan jalur pelayarannya. Pada kuartal ketiga, perusahaan melaporkan kerugian yang lebih curam sebesar USD 3,5 miliar.**(Feb)

Exit mobile version