TopCareerID

Apa Itu “Long Covid” Dan Apa Saja Penyebab Serta Gejalanya?

Topcareer.id – Bagi kebanyakan orang, Covid-19 adalah penyakit yang singkat dan ringan. Tetapi bagi sebagian orang lainnya bisa saja mereka berjuang melawan Covid-19 dengan gejala termasuk kelelahan yang berkepanjangan, nyeri yang terus-menerus, dan sesak napas selama berbulan-bulan.

Kondisi kelelahan akibat gejala berkepanjangan itu dikenal sebagai Long Covid, memiliki efek yang melemahkan kehidupan orang-orang. Sejauh ini, fokus tim kesehatan adalah menyelamatkan nyawa selama pandemi, tetapi sekarang mulai banyak pengakuan yang berkembang bahwa orang menghadapi konsekuensi jangka panjang dari infeksi Covid-19.

Apa itu “Long Covid” dan gejalanya?


Tidak ada definisi medis atau daftar gejala yang dimiliki oleh semua pasien, dua orang yang mengalami “Long Covid” dapat memiliki pengalaman yang sangat berbeda.

Namun, ciri yang paling umum adalah kelelahan yang melumpuhkan. Gejala lainnya antara lain: sesak napas, batuk yang tidak kunjung sembuh, nyeri sendi, nyeri otot, gangguan pendengaran dan penglihatan, sakit kepala, hilangnya penciuman dan rasa serta kerusakan pada jantung, paru-paru, ginjal dan usus yang kesemuanya juga tak kunjung sembuh.

Itu benar-benar dapat merusak kualitas hidup masyarakat. “Kelelahan ini tidak seperti yang pernah saya alami sebelumnya,” kata seorang penderita “Long Covid” Jade Grey-Christie.

Pasien virus corona yang terkena Long Covid bisa jadi tidak dapat bekerja hingga selama enam bulan.
Long Covid bukan hanya orang yang meluangkan waktu untuk pulih dari perawatan intensif. Bahkan orang dengan infeksi yang relatif ringan dapat mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan dan parah.

Apakah harus terkena Covid-19 yang parah untuk mengalami Long Covid?

Sepertinya tidak. Separuh orang dalam sebuah penelitian di Dublin masih mengalami kelelahan 10 minggu setelah terinfeksi virus corona. Sepertiga secara fisik tidak dapat kembali bekerja. Yang terpenting, dokter tidak menemukan hubungan antara tingkat keparahan infeksi dan kelelahan.

Namun, kelelahan ekstrem merupakan salah satu gejala Long Covid. Prof. Chris Brightling, dari Universitas Leicester dan kepala penyelidik dalam proyek PHOSP-Covid yang melacak pemulihan orang dari Covid-19.

Bagaimana virus menyebabkan “Long Covid”?

Ada banyak pemikiran, tapi tidak ada jawaban pasti. Virus mungkin telah dibersihkan dari sebagian besar tubuh, tetapi terus bertahan di beberapa kantong kecil.

“Jika ada diare jangka panjang maka kamu menemukan virus di usus, jika indera penciuman hilang, itu ada di saraf dan itu yang menyebabkan masalah,” kata Prof Tim Spector, dari King’s College London.

Virus corona dapat secara langsung menginfeksi berbagai macam sel dalam tubuh dan memicu respons imun yang terlalu aktif yang juga menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh.

Satu pemikiran adalah sistem kekebalan tubuh tidak bisa kembali normal setelah terserang Covid-19 dan ini menyebabkan kesehatan yang buruk.

Infeksi juga dapat mengubah fungsi organ seseorang. Hal ini paling jelas terlihat pada paru-paru jika menjadi bekas luka.

Covid-19 juga dapat mengubah metabolisme orang. Ada kasus orang yang berjuang untuk mengontrol kadar gula darah mereka setelah menderita diabetes akibat Covid-19, dan virus corona SARS menyebabkan perubahan dalam cara tubuh memproses lemak selama setidaknya 12 tahun.

Akankah orang pulih sepenuhnya?

Jumlah penderita “Long Covid” tampaknya menurun seiring waktu.

Namun, virus tersebut baru muncul pada akhir 2019 sebelum mengglobal awal tahun ini sehingga ada kekurangan data jangka panjang.

Tetapi tetap ada kekhawatiran bahwa meskipun orang tampaknya bisa pulih sekarang, mereka dapat menghadapi risiko seumur hidup.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa peradangan yang meluas disebabkan oleh virus corona dapat menyebabkan orang mengalami masalah jantung pada usia yang jauh lebih muda.

Apa yang harus dilakukan jika mengalami Long Covid?
NHS Inggris merekomendasikan tiga hal:

Disarankan juga untuk rutin berbicara dengan tim rumah sakit kamu atau dokter umum jika tidak pulih secepat yang diharapkan.**(RW)

Exit mobile version