TopCareerID

Strategi Bank Indonesia Dorong Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan Syariah

Bank Indonesia sediakan uang tunai ratusan triliun untuk Ramadan dan Idulfitri.

Ilustrasi BI Dok: Bank Indonesia

Topcareer.id – Bank Indonesia memiliki inisiatif untuk mendorong inklusi ekonomi dan keuangan syariah melalui digitalisasi, yaitu meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan memfasilitasi interlink antara bank dan perusahaan teknologi finansial syariah melalui standarisasi API (Application Programming Interface).

Dua inisiatif tersebut merupakan bagian dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang bertujuan untuk mendorong transformasi digital dalam perekonomian dan keuangan Indonesia, termasuk inklusi ekonomi dan keuangan syariah.

Seperti yang disampaikan Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Sugeng pada saat pembukaan Forum Internasional SESRIC “The Islamic Economic Digitalization and Inclusion: Policy Development and Implementation in the OIC Countries” yang dilaksanakan pada Kamis (29/10/2020) secara virtual.

Lebih lanjut, Sugeng menyampaikan bahwa terdapat 3 (tiga) langkah yang perlu diperkuat oleh negara anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) untuk mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan syariah.

Baca juga: Ini Tiga Pendorong Pertumbuhan Perbankan Syariah di Era New Normal

“Pertama, membangun kerja sama (cooperation) antarnegara anggota OKI dengan berbagai keunggulan dan potensinya. Beberapa kerja sama yang dapat dilakukan antara lain rantai nilai halal internasional dan layanan sistem pembayaran lintas negara,” kata Sugeng dalam siaran pers.

Kedua, lanjut dia, kolaborasi (collaboration) terutama dalam bentuk cyber security sharing platform dalam menghadapi risiko terkait digitalisasi. Ketiga, literasi melalui kerja sama penguatan riset, asesmen, dan edukasi.

Ekonomi dan keuangan syariah memiliki potensi besar untuk diintegrasikan dengan digitalisasi. Hal itu sejalan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang makin luas, meliputi antara lain rantai nilai halal, media, pariwisata, farmasi dan kosmetik, serta pembiayaan komersial dan sosial.

“Selain itu, pandemi Covid-19 telah membawa perubahan ke arah nirkontak dalam melakukan berbagai aktivitas. Dengan digitaliasi, ekonomi dan keuangan syariah diharapkan dapat menjadi arus baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Forum Internasional SESRIC “The Islamic Economic Digitalization and Inclusion: Policy Development and Implementation in the OIC Countries” menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri. Forum tersebut merupakan bagian dari rangkaian puncak acara ISEF 2020 yang diselenggarakan pada tanggal 27-31 Oktober 2020.**(Feb)

Exit mobile version