TopCareerID

Taiwan Catat Rekor 200 hari Tanpa Kasus Covid-19, Ini Yang Mereka Lakukan

National Taiwan University. (dok. Photodune)

Topcareer.id – Ketika sebagian besar dunia berjuang untuk menahan gelombang baru pandemi Covid-19, Taiwan baru saja menandai hari ke-200 berturut-turutnya tanpa kasus virus corona yang ditularkan secara lokal.

Respon Taipei terhadap pandemi virus corona telah menjadi salah satu yang paling efektif di dunia. Pulau berpenduduk 23 juta orang terakhir melaporkan kasus yang ditularkan secara lokal pada 12 April lalu.

Pencapaian penting Taiwan ini terjadi ketika Prancis dan Jerman memberlakukan lockdown baru dan Amerika Serikat mengidentifikasi rekor 88.000 lebih kasus dalam sehari.

Taiwan tidak pernah harus memberlakukan lockdown yang ketat. Ia juga tidak menggunakan pembatasan drastis pada kebebasan sipil, seperti di daratan China.

Sebaliknya, repson Taiwan justru berfokus pada kecepatan. Otoritas Taiwan mulai menyaring penumpang dalam penerbangan langsung dari Wuhan, tempat virus pertama kali diidentifikasi, pada 31 Desember 2019.

Taiwan mengkonfirmasi kasus virus corona pertama pada 21 Januari dan kemudian melarang penduduk Wuhan bepergian ke pulau itu. Semua penumpang yang datang dari daratan Cina, Hong Kong dan Makau harus menjalani pemeriksaan.

Semua ini terjadi sebelum Wuhan sendiri diisolasi pada 23 Januari. Memasuki bulan Maret, Taiwan melarang semua warga negara asing memasuki pulau itu, selain diplomat, penduduk, dan mereka yang memiliki visa masuk khusus.

Taiwan memiliki keuntungan yang tidak dimiliki negara lain di Barat. Salah satunya adalah geografi. Taiwan adalah sebuah pulau, jadi lebih mudah bagi pejabat untuk mengontrol masuk dan keluar melalui perbatasannya.

Negara tersebut juga memiliki pengalaman setelah menghadapi wabah mematikan sindrom pernafasan akut parah (SARS) pada tahun 2003, Taiwan bekerja untuk membangun kapasitasnya dalam menangani pandemi, kata Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu.

Pihak berwenang mengaktifkan Pusat Komando Epidemi Pusat di pulau itu, yang didirikan setelah wabah SARS, untuk berkoordinasi antara kementerian yang berbeda. Pemerintah juga meningkatkan produksi masker wajah dan alat pelindung untuk memastikan pasokan APD yang stabil.

Pemerintah berinvestasi dalam pengujian massal dan pelacakan kontak yang cepat dan efektif. Mantan Wakil Presiden Taiwan Chen Chien-jen, yang merupakan seorang ahli epidemiologi mengatakan bahwa lockdown total tidak ideal. Chen juga mengatakan bahwa jenis skema pengujian massal yang dilakukan di China daratan, di mana jutaan orang diskrining ketika beberapa kasus terdeteksi juga sebetulnya tidak diperlukan.

“Pelacakan kontak yang sangat hati-hati, dan karantina kontak dekat yang sangat ketat adalah cara terbaik untuk menahan Covid-19,” katanya.**(Feb)

Exit mobile version