TopCareerID

Awas, Kerumunan dapat Melahirkan Klaster-Klaster Baru

Ilustrasi. Free Photos/Pixabay

Topcareer.id – Pemerintah tak pernah bosan mengimbau masyarakat untuk menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Hal ini guna menekan penyebaran Covid-19.

Namun, masih banyak juga masyarakat yang mengaibaikan permintaan ini dengan tetap membuat atau datang ke suatu acara yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

Padahal, jika belajar dari beberapa kasus yang lalu, kerumunan ini melahirkan klaster-klaster baru di berbagai daerah. Sebagai contoh, kegiatan agama yang dilakukan di Bogor, Jawa Barat, dan diikuti 685 peserta.

“Ini berkembang menjadi 24 kasus dan menyebar ke provinsi lainnya yakni Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat,” jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, Kamis (26/11/2020).

Kemudian, ditemukan juga klaster kegiatan Bisnis Tanpa Riba yang menghasilkan 24 kasus di 7 provinsi dan menimbulkan korban jiwa sebanyak 3 orang atau case fatality rate kasus ini mencapai 12,5%.

Bahkan klaster Ijtima Ulama di Gowa, Sulawesi Selatan, dengan total peserta sekitar 8.761 orang menghasilkan 1.248 kasus pada 20 provinsi.

“Jadi tidak heran bahwa klaster tersebut terjadi karena adanya kerumunan di masyarakat. Dan masyarakat akan sulit menjaga jarak,” imbuh Wiku.

Lebih lanjut, Prof Wiku mengatakan, bahwa setelah ditemukannya ada kerumunan di suatu tempat, perlu dilakukan 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan).

Hal ini mengingat periode inkubasi antara terpapar virus dan gejala rata-rata hanya 5 hari. Dan gejala tersebut dapat muncul 2 hari kemudian.**(Feb)

Exit mobile version