Topcareer.id – Jam malam di Paris, Prancis sudah mulai berlaku sejak 15 Desember 2020 lalu sebagai upaya untuk mencegah lonjakan baru infeksi COVID-19.
Butik di pusat ibu kota Prancis itu kini tutup lebih awal dan pembeli mau tidak mau segera bergegas pulang jam 8 malam.
Di sekitar distrik perbelanjaan yang biasanya ramai, kini bagian depan toko gelap dan hanya ada sedikit orang di jalanan, yang sebagian besar menuju ke stasiun metro untuk pulang.
Sebenarnya, hari Selasa (15/12) dianggap membawa kebebasan baru bagi orang-orang di Prancis, karena itu adalah akhir dari perintah ketat untuk tinggal di rumah.
Tapi itu diganti dengan jam malam. Mulai dari jam 8 malam sampai jam 6 pagi orang hanya bisa keluar untuk bekerja, untuk urusan resmi, atau karena alasan medis. Siapa pun yang melanggar jam malam akan dikenakan denda 135 euro atau sekitar Rp 2,3 juta.
Para pejabat telah memperingatkan bahwa mereka akan menegakkan aturan baru dengan ketat. Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin pada Selasa malam (15/12) sempat bergabung dengan patroli polisi di Yvelines, sebelah barat Paris, untuk memeriksa apakah warga mematuhinya.
“Pemerintah telah memutuskan untuk bersikap keras terhadap siapapun yang melanggar hukum,” kata menteri itu.
Tingkat infeksi di Prancis telah menurun tajam sejak puncak gelombang kedua bulan lalu. Tetapi para ilmuwan memperingatkan risiko gelombang ketiga infeksi bisa terjadi jika orang lengah selama liburan Natal dan Tahun Baru.**(Feb)
