TopCareerID

Perangi Corona, PM Thailand Desak Masyarakat Tetap Tinggal di Rumah

Credit: Reuters

Topcareer.id – Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha telah mendesak orang-orang untuk tinggal di rumah demi membantu mengatasi wabah virus corona. Ini juga dilakukan demi menghindari lockdown yang lebih ketat.

Prayuth Chan-ocha, berbicara setelah otoritas kesehatan mengkonfirmasi catatan harian dari 745 kasus baru.

“Kami tidak ingin lockdown seluruh negeri karena kami tahu apa masalahnya, oleh karena itu bisakah Anda semua mengunci diri sendiri di rumah?” katanya kepada wartawan.

“Ini terserah semua orang,” kata Prayuth. “Jika kita tidak ingin terinfeksi, tinggallah di rumah selama 14 hingga 15 hari.”

Pemerintah telah mendeklarasikan 28 provinsi, termasuk Bangkok, sebagai zona berisiko tinggi dan meminta orang untuk bekerja dari rumah serta menghindari berkumpul atau bepergian melintasi perbatasan provinsi.

Baca juga: Alasan Vaksin Tahap Pertama Diberikan kepada Tenaga Kesehatan

Thailand yang menjadi negara pertama yang mencatat kasus COVID-19 di luar China, telah mencatat total 8.439 kasus virus corona dan 65 kematian sejak pandemi dimulai.

Sebagian besar kasus baru terkait dengan kelompok di antara pekerja migran yang dimulai di Samut Sakhon, provinsi pesisir barat daya Bangkok, dan menyebabkan kasus di lebih dari setengah 77 provinsi negara itu.

Di Thailand, gugus tugas COVID-19 pemerintah telah merekomendasikan untuk memperpanjang keputusan darurat yang memberikan kekuasaan kepada otoritas kesehatan dan gubernur provinsi hingga akhir Februari 2021.

Prayuth melonggarkan persyaratan dari otoritas kota Bangkok untuk restoran dan penjual makanan di ibu kota yang tadinya diminta menghentikan layanannya pada pukul 7 malam.

Kini, pemilik restoran diberikan tambahan dua jam untuk melanjutkan operasionalnya hingga pukul 9 malam. Takeaway lebih disarankan.

Penjualan alkohol telah dilarang di restoran, sementara bar dan klub malam di ibu kota dan provinsi berisiko tinggi telah diperintahkan untuk ditutup. Sekolah dan pusat pendidikan di seluruh negeri juga telah ditutup selama sebulan.**(Feb)

Exit mobile version