TopCareerID

Bisakah Masker atau Pakaian Antimikroba Melindungi dari COVID-19? Ini Penjelasan Pakar

Topcareer.id – Di tengah pandemi virus Corona, masker antimikroba rupanya bermunculan di mana-mana secara online. Tetapi apakah mereka benar-benar memberikan perlindungan ekstra terhadap virus?

Bahan antimikroba, seperti perak, telah digunakan dalam pakaian olahraga selama bertahun-tahun karena sifatnya yang melawan bau. Misalnya, serat perak terbuat dari Noble Biomaterial, yang ditenun menjadi kain pakaian olahraga.

Menurut situs Noble Biomaterial, “ion bermuatan positif” dalam perak dilepaskan “di hadapan kelembapan”, seperti saat penggunanya berkeringat. “Tindakan ionik ini membantu menghambat dan menghilangkan mikroba pada permukaan produk dan melindunginya dari dampak mikroba,” termasuk bau.

Baca Juga:

Akibat pandemi COVID-19, perawatan antimikroba telah meluas ke masker wajah dan bahkan pakaian. Mulai banyak merek pakaian ternama menjual masker wajah antimikroba dengan lapisan yang melindungi dari virus dan mikroba.

Produsen Buck Mason, salah satu merek pakaian pria ternama mengatakan masker antimikroba buatan Buck Mason dilapisi di dalam dan luar yang menghalangi mikroorganisme menyebar baik dari dalam maupun luar. Sifat antimikroba bertahan hingga 30 kali pencucian. Tetapi perusahaan tersebut tidak mengklaim bahwa masker tersebut menonaktifkan virus yang menyebabkan COVID-19.

Beberapa perusahaan pakaian sedang mencari cara agar kain dapat membantu melawan virus. Perusahaan jeans Diesel telah bermitra dengan perusahaan perawatan kain yang berbasis di Swedia, Polygiene, untuk menerapkan perawatan tekstil antivirus ViralOff ke lini denim musim semi-musim panas 2021.

Teknologi tersebut akan bertahan seumur hidup pakaian, dan memiliki kapasitas untuk menonaktifkan lebih dari 99 persen aktivitas virus dalam dua jam kontak antara patogen dan kain. ViralOff telah menunjukkan kemanjuran terhadap berbagai macam virus, termasuk COVID-19. Ia bekerja dengan berinteraksi dengan protein utama, mencegah virus menempel pada serat tekstil.

Meskipun masker dengan antimikroba mungkin lebih sehat dengan mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan bau, itu tidak sama dengan antivirus. Dengan kata lain, hanya karena masker wajah memiliki sifat antimikroba, bukan berarti masker dapat menonaktifkan virus yang menyebabkan COVID-19.

Menurut Dr. Dean Winslow, seorang dokter penyakit menular di Stanford Health Care menjelaskan bahwa virus corona bisa menjadi “tidak aktif” hanya dengan menggunakan sabun dan air.

“Mencuci pakaian atau masker kain di mesin cuci dengan deterjen biasa sudah lebih dari cukup,” ujarnya. “Itu akan membunuh semua virus. Jadi, Anda tidak perlu benda-benda mewah seperti perak yang terkandung dalam masker wajah atau pakaian.” Pungkasnya.**(RW)

Exit mobile version