TopCareerID

Sejauh Ini, Belum ada Alergi Berat akibat Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Cakupan vaksinasi Covid-19 di RI capai 27 juta dosis.

Vaksin. Sumber foto: wsj.com

Topcareer.id – Ketua Komnas Kejadian Ilutan Pasca Imunisasi (KIPI), Hindra Irawan Satari mengatakan hingga saat ini belum ada laporan mengenai Anafilaktik atau syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat terhadap vaksin Covid-19.

“Sejauh ini reaksi anafilaksis tidak ditemukan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Hanya ditemukan reaksi ringan semisal sering mengantuk seperti yang dialami oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Rafi Ahmad,” tutur Irawan pada Konferensi Pers secara virtual, Sabtu (23/1/2021).

Pada kesempatan yang sama guru Besar UNPAD sekaligus Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Sinovac, Kusnandi Rusmil bahkan menegaskan anafilaktik ini sebenarnya dapat terjadi terhadap semua vaksin, antibiotik, zat kimia bahkan terhadap makanan seperti kacang ataupun nasi.

“Reaksi anafilaktik akibat vaksinasi sangat jarang terjadi. Jadi kalau kita lakukan vaksinasi 1 juta saja, 1 sampai 2 orang akan pingsan. Kalau yang disuntik 10 juta maka yang pingsan 10 sampai 20 orang. orang akan ribut, medsos akan bertubi tubi, media sibuk. Padahal memang seperti itu. Jadi kita harus siap siap,” ungkap Kusnandi.

Lebih lanjut Kusnandi mengungkapkan, apabila terjadi reaksi anafilaktik pasca vaksinasi Covid-19, maka hal tersebut harus segera dilaporkan secara berjenjang agar dapat selanjutnya diinvestigasi oleh petugas kesehatan yang menyelenggarakan imunisasi.

“Kita harus siap, karena sudah ada di Peraturan Menteri Kesehatan nomor 12 tahun 2017, sudah ada kit anafilaktik yang harus disediakan, sudah ada petunjuk mengenal gejalanya, sudah ada tanda petunjuk untuk cara pelaksanaan vaksinasi,” pungkasnya.**(Feb)

Exit mobile version