Topcareer.id – Ancaman gelombang infeksi menjelang liburan Tahun Baru Imlek telah memaksa Korea Selatan menunda langkah-langkah pelonggaran sosial.
Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun mengatakan pada hari Jumat (29/1) bahwa pemerintah tidak akan sembarangan melonggarkan aturan jarak sosial, mengutip para ahli yang melihat lonjakan kasus baru-baru ini sebagai tanda gelombang besar infeksi.
“Kami ingin berhati-hati karena membuat penilaian yang salah menjelang liburan Tahun Baru Imlek bisa berakhir dengan menjatuhkan langkah-langkah anti-virus yang telah kami bangun dalam sekejap,” kata Chung.
Baca juga: Sekitar 250 Ribu Tenaga Kesehatan Sudah Disuntik Vaksin COVID-19
“Kebijakan jarak sosial Korea Selatan telah menjadi permainan yang menyiksa, pengulangan pengetatan dan pelonggaran jam malam serta pembatasan.” kata Kim Woo-joo, seorang profesor penyakit menular di Rumah Sakit Guro Universitas Korea di Seoul.
“Bangsa ini terguncang dengan harapan palsu untuk kembali normal pada Februari sejak vaksinasi dimulai saat itu, tetapi pemberantasan tidak mungkin dengan begitu banyak kasus yang ditularkan secara lokal.” Ujar Kim.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 469 kasus virus corona baru pada Kamis (28/1) tengah malam, menjadikan penghitungan nasional menjadi 77.395 kasus dan 1.399 kematian.
Chung mengatakan bahwa ekonomi terbesar keempat di Asia itu diharapkan akan mencapai kekebalan kawanan pada November 2021 dan kembali ke kehidupan normal.**(Feb)