TopCareerID

Rencana Singapura Gunakan Aplikasi Pemantauan di Komputer Siswa Picu Petisi

Foto Ilustrasi

Topcareer.id – Skema pemerintah Singapura untuk memastikan anak-anak memiliki akses ke komputer untuk pembelajaran di rumah telah meningkatkan masalah privasi.

Skema tersebut dipercepat dengan penutupan sekolah tahun lalu selama pandemi COVID-19 untuk menawarkan subsidi dan memastikan semua siswa sekolah menengah akan memiliki akses ke komputer pada akhir 2021.

Pemerintah mengatakan pada bulan Desember bahwa komputer harus dilengkapi dengan aplikasi manajemen perangkat, sementara siswa yang menggunakan komputer mereka sendiri juga perlu menginstalnya ke perangkat mereka.

Perangkat lunak tersebut memungkinkan guru untuk melihat dan mengontrol secara remote layar siswa dari jarak jauh.

Hal ini memicu petisi online yang menentang rencana tersebut dan kritik dari LSM internasional, Human Rights Watch.

Baca Juga: Pemerintah Singapura Tak Ijinkan Warga Memilih Jenis Vaksin COVID-19

Kementerian pendidikan Singapura mengatakan kepada CNA bahwa perangkat lunak tersebut akan menangkap data seperti riwayat penelusuran siswa sebagai upaya membatasi “materi yang tidak pantas” tetapi tidak akan melacak data pribadi seperti lokasi atau sandi.

“Kurangnya definisi tentang ‘materi yang tidak pantas’ serta kurangnya transparansi tentang bagaimana keputusan ini dibuat, melemahkan kemampuan anak untuk berbicara dengan bebas dan mengakses informasi,” kata Human Rights Watch dalam sebuah pernyataan.

Penolakan publik jarang terjadi di Singapura, tetapi mengenai hal ini telah ada petisi siswa online yang mendesak pemerintah untuk berkompromi dan tidak memaksa siswa untuk menginstal perangkat lunak dan memperoleh sekitar 6.600 tanda tangan.

Itu terjadi setelah pemerintah menghadapi kritik bulan lalu karena tidak mengungkapkan bahwa data yang dikumpulkan pada aplikasi pelacakan kontak COVID-19 akan tersedia untuk polisi.

Kementerian Pendidikan Singapura berencana memesan laptop secara massal yang dilengkapi dengan perangkat lunak pemantauan tersebut yang bisa dibeli oleh siswa dengan menggunakan subsidi.

Pemerintah Singapura akan memperkenalkan hari-hari pembelajaran di rumah secara reguler untuk siswa sekolah menengah sebagai bagian dari upaya literasi digital.**(RW)

Exit mobile version