TopCareerID

Jangan Percaya pada 4 Mitos Soal Uang Ini

Ilustrasi penarikan uang tunai.

Dok/twofishdivers.com

Topcareer.id – Kita semua tahu, ada banyak tips, aturan, dan cara bagaimana mengelola keuangan yang baik. Banyak nasihat keuangan yang di antaranya sangat patut untuk dicontoh, tapi ada beberapa lainnya yang hanya sekadar mitos.

Berikut beberapa mitos seputar keuangan yang tidak perlu dipercayai, seperti melansir dari laman CNN.

1. Utang selalu jadi hal buruk

Utang mendapat reputasi buruk, dan kita sering diberitahu bahwa kita harus menghindarinya. Tapi ada yang namanya “utang lancar” – utang yang memiliki tingkat bunga rendah dan dapat membantu membangun kekayaan dari waktu ke waktu.

Gagasan di balik utang lancar adalah bahwa utang akan membawa nilai masa depan, seperti mengambil hipotek atau pinjaman perguruan tinggi. Tetapi “utang buruk” – seperti kartu kredit yang membawa suku bunga tinggi – dapat dengan cepat membuatmu berada dalam lubang keterpurukan.

“Utang kartu kredit adalah salah satu hal yang paling berbahaya, jauh lebih buruk daripada berinvestasi dengan buruk atau menabung di kasur,” kata Michael Resnick, seorang perencana keuangan bersertifikat dan penasihat senior manajemen kekayaan di GCG Financial.

2. Menyewa hanya buang-buang uang

Membeli rumah dapat membantu membangun kekayaan karena kamu diharapkan membangun ekuitas dari waktu ke waktu. Tetapi menjadi pemilik rumah tidak selalu masuk akal secara finansial. “Membeli rumah bisa menjadi investasi yang bagus dalam jangka panjang, tapi belum tentu cocok untuk semua orang,” kata Trina Patel, manajer nasihat keuangan di aplikasi manajemen uang Albert.

Bagi orang yang hanya berencana tinggal di suatu daerah selama beberapa tahun, menyewa bisa lebih masuk akal secara finansial. “Mengapa mengambil risiko benar-benar kehilangan uang di properti dalam jangka pendek, belum lagi biaya transaksi jual beli?” Kata Resnick.

Baca juga: Tips Jaga Kebugaran Di Tengah Padatnya Jadwal Kerja

3. Kamu akan menghabiskan lebih sedikit uang di masa pensiun

Ada aturan umum bahwa kamu harus menargetkan sekitar 80% dari gaji tahunan pra-pensiunmu. Idenya adalah kamu tidak perlu menabung lagi, hipotekmu akan lunas, atau kamu akan menghabiskan lebih sedikit jika kamu tidak akan bekerja setiap hari, atau begitulah pemikirannya. Tetapi bagi beberapa orang, gaya hidup pensiun mereka bisa jadi lebih mahal daripada masa kerja mereka.

“Kami memiliki beberapa klien yang menghabiskan lebih banyak uang di masa pensiun karena mereka akhirnya punya waktu untuk bepergian atau ingin membeli rumah atau ingin membantu dana kuliah cucu,” kata Chad Chase, kepala pengelola, layanan klien, di Garrett Investment Advisors.

4. Tidak sopan membicarakan soal uang

Bagi sebagian orang, membicarakan uang dianggap tabu. Tetapi berbicara jujur ​​tentang uang dengan pasangan dapat membantu membangun ekspektasi pengeluaran dan penghematan. “Dan jika kamu punya anak, biarkan mereka memahami dan ajari mereka sedini mungkin tentang cara mengelola uang,” kata Patel.

Berbicara soal uang di antara teman-temanmu di tempat kerja juga bisa bermanfaat. Berbagi gajimu (atau kisaran jika kamu belum nyaman memberikan jumlah yang tepat) dapat membantu mengidentifikasi perbedaan gaji dan memberdayakan orang lain untuk memastikan mereka mendapatkan bayaran yang pantas.

“Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari satu sama lain begitu kita mulai berbicara tentang uang,” kata Patel.**(Feb)

Exit mobile version