TopCareerID

9 Kelompok Orang Ini Rentan Kekurangan Vitamin D (Bagian 2)

Ilustrasi obesitas

Topcareer.id – Bisakah kamu berisiko kekurangan vitamin D? Cari tahu di artikel ini, plus bagaimana cara untuk keluar dari zona bahaya kekurangan D.

Kekurangan vitamin D bukan sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja, karena bisa terkait dengan banyak masalah kesehatan, termasuk peningkatan risiko penyakit Alzheimer, diabetes, osteoporosis, dan penyakit jantung.

Nah, tahukah kamu kelompok orang seperti apa yang rentan kekurangan vitamin D? Apakah kamu termasuk di dalamnya? Berikut ini penjelasannya:

Bagian kedua dari artikel:

Orang dengan persentase lemak tubuh tinggi
Jika kamu memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih dari 30 atau persentase lemak tubuh yang tinggi, mungkin lebih sulit bagi tubuh kamu untuk menyerap vitamin D. Namun, itu tidak berarti kamu ditakdirkan untuk terus kekurangan vitamin D. Bicaralah dengan dokter Anda untuk mengetahui berapa banyak suplemen vitamin D harian yang tepat untuk kamu.

Baca Juga: Obesitas Rentan Terinfeksi Covid-19, Ini Alasannya

Orang yang memakai obat tertentu
Orang yang rutin mengonsumsi obat kortikosteroid seperti prednison, obat penurun berat badan seperti orlistat, dan obat penurun kolesterol cholestyramine, semuanya dapat merusak metabolisme vitamin D. Jika kamu harus menggunakan salah satu dari obat-obatan ini, pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter agar mengetahui cara terbaik untuk tidak kekurangan vitamin D.

Orang yang mengalami nyeri sendi dan otot yang konstan
Jika kamu menderita artritis atau fibromyalgia, mintalah pada dokter kamu untuk menguji kadar vitamin D. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan nyeri sendi dan otot, jadi mungkin itulah yang sebenarnya yang menyebabkan rasa sakit pada sendi dan otot kamu. Vitamin D yang cukup dapat mencegah nyeri pasca-latihan dan meningkatkan kecepatan pemulihan otot.

Orang yang menderita depresi
Orang dengan kadar vitamin D rendah dalam darahnya dua kali lebih mungkin didiagnosis depresi dibandingkan orang dengan kadar vitamin D lebih tinggi, menurut studi British Journal of Psychiatry terhadap lebih dari 31.000 peserta. Salah satu hipotesisnya adalah bahwa vitamin dapat mengubah hormon dan area otak yang memengaruhi dan mengatur suasana hati.**(RW)

Exit mobile version