Topcareer.id – Meski saat ini alat deteksi Covid-19, GeNose sudah bisa digunakan di rumah sakit dan stasiun kereta api, Universitas Gadjah Mada (UGM) masih terus mengembangkan alat skrining Covid-19 melalui embusan napas ini.
Salah satu tim pengembang GeNose C-19, dr. Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan, pengembangan GeNose terus dilakukan dan riset terus dikerjakan sambil menuntaskan beberapa manuskrip publikasi hasil uji profiling dan uji diagnostik pre-marketing.
Dian mengatakan saat ini proses pengembangan GeNose C19 menuju tahapan uji validasi eksternal sebagai bagian dari uji diagnostik post marketing. Menurut rencana validasi eksternal secara independen oleh tim peneliti dari institusi non-UGM akan berlangsung sekitar bulan Maret-April 2021.
Selain itu, melaksanakan validasi eksternal secara bertahap pihaknya terus melakukan pengembangan kecerdasan buatan (Artificial Intellegent). Tak ketinggalan pengembangan desain antar muka pengguna (user interface) dirancang semakin memudahkan pengguna atau bersifat user friendly.
Baca juga: Pemerintah Umumkan PPKM Mikro Diperpanjang Hingga 8 Maret 2021
“Pengembangan dan evaluasi SOP untuk pelaksanaan skrining juga kita lakukan,” kata Dian dalam rilis berita, dikutip Senin (22/2/2021).
Saat ini, GeNose C19 telah secara aktif digunakan di RS Bhayangkara Yogyakarta, RSUP dr. Sardjito, dan RSA UGM. Berikutnya akan segera beropersional di RS DKT DR. Soetarto, RSPAU dr.S.Hardjolukito, dan RS Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro Bantul.
Selain itu, GeNose C19 juga telah digunakan untuk skrining di delapan stasiun, yaitu Stasiun Tugu, Stasiun Senen, Stasiun Gambir, Stasiun Solo Balapan, Stasiun Bandung, Stasiun Cirebon, Stasiun Tawang Semarang, dan Stasiun Pasar Turi Surabaya.
Seperti diketahui, GeNose C19 merupakan inovasi pertama di Indonesia yang digunakan untuk pendeteksian Covid-19 melalui embusan napas yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud computing dan artificial intelligence untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time.