TopCareerID

Pemerintah Tingkatkan Potensi Bahari Lewat Trend Kapal Wisata Yacht

Ilustrasi. Sumber foto: Maritime Union

Ilustrasi. Sumber foto: Maritime Union

Topcareer.id – Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan pada Kemenko Maritim dan Investasi (Marves), Septian Hario Seto menyampaikan bahwa terdapat tren pariwisata dengan menggunakan yacht.

“Ada tren kecenderungan yang kita lihat. Misalnya keluarga yang keliling Bali dengan yacht yang sudah standby di dermaga. Ini ada peluang pasar yang cukup menarik meskipun mungkin tidak sebesar pasar yang normal, namun ini menarik,” kata Deputi Seto, mengutip keterangan tertulis, Kamis (25/2/2021).

Meski demikian, Deputi Seto juga menyampaikan bahwa di tengah pandemi Covid-19 ini, sektor pariwisata masih terdampak cukup dalam.

Untuk itu, pemerintah saat ini sedang menyusun program vaksinasi massal khususnya di sektor pariwisata. Hal ini diharapkan dapat mendorong percepatan pemulihan sektor pariwisata ini.

“Bersama Kementerian Kesehatan, kita sedang mencoba untuk memformulasikan bagaimana kita bisa melakukan vaksinasi massal untuk para pelaku sektor pariwisata, khususnya yang ada di Bali, sehingga pengunjung bisa datang tanpa resiko terpapar virus corona,” jelas Deputi Seto.

Pembahasan sektor pariwisata melalui kedatagan kapal wisata (yacht) asing ke Indonesia dilakukan dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama para pemangku kepentingan terkait pada hari Rabu (24/2/2021).

Baca juga: Menaker Bakal Kumpulkan 500 Ribu Orang Yang Mau Bekerja Di Sektor Pariwisata

Sampai saat ini, ada 21 titik yang menjadi pelabuhan masuk dan keluar untuk yacht. Namun, kini pemerintah sedang berfokus hanya kepada 10 titik rekomendasi pelabuhan masuk dan keluar untuk yacht. Penyesuaian lokasi ini berdasarkan pendekatan wilayah perbatasan antar negara dan last call port untuk meningkatkan aspek keamanan dan kemudahan wisatawan.

Dalam FGD tersebut, Alexander Reyaan sebagai Direktur Bidang Wisata Alam, Budaya, dan Buatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyampaikan beberapa tantangan dan upaya pengembangan wisata yacht.

“Yang pertama itu di titik labuh atau titik singgah, sehingga menyebabkan mereka  singgah di titik yang jauh dari pelabuhan dan menyebabkan dampak seperti kerusakan karang,” ujarnya.

“Kemudian upaya peningkatan length of stay, kendala interaksi pelayan yacht dengan masyarakat, serta kendala di setiap titik singgah itu masih sangat kurang fasilitas penunjang,” lanjut Alex.

Terkait dengan kendala tersebut, pemerintah saat ini terus berupaya untuk membangun fasilitas titik singgah serta menyiapkan local assistant untuk pelayanan wisatawan yacht. Diselenggarakan pula event skala nasional dan internasional seperti event Wonderful Sail Indonesia.**(Feb)

Exit mobile version