Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Profesional

Ini Alasan Mengapa Rapat via Zoom Begitu Melelahkan

Perbedaan tersebut dihipotesiskan sebagai hasil dari peningkatan beban kognitif yang dihasilkan oleh komunikasi video.

Sumber daya mental tambahan yang diperlukan untuk menafsirkan isyarat video berarti dibutuhkan lebih banyak kerja kognitif untuk berkomunikasi.

Bailenson mengatakan rentetan konstan isyarat non-verbal kompleks, baik yang dikirim dan diterima, selama interaksi Zoom dapat menjadi pengaruh besar pada rasa kelelahan baru yang ditimbulkan oleh teknologi.

Dia menyarankan pertemuan Zoom yang panjang harus membutuhkan jeda audio saja, untuk membantu meringankan beban kognitif dari interaksi video.

  • Obrolan video secara dramatis mengurangi mobilitas
    Percakapan tatap muka dan audio telepon memungkinkan manusia untuk berjalan dan bergerak. Tetapi dengan video conferencing, sebagian besar kamera memiliki bidang pandang yang ditetapkan, yang berarti seseorang pada umumnya harus tetap di tempat yang sama.

Gerakan dibatasi dengan cara-cara yang tidak alami dan ini bisa membuatmu lelah karena harus diam di tempat. “Penelitian mengatakan bahwa ketika orang bergerak, mereka bekerja lebih baik secara kognitif,” kata Bailenson.

Solusinya Bailenson menyarankan agar orang lebih memikirkan ruangan tempat mereka melakukan konferensi video, tempat kamera diposisikan, dan apakah hal-hal seperti keyboard eksternal dapat membantu menciptakan jarak atau fleksibilitas.

Misalnya, kamera eksternal yang lebih jauh dari layar akan memungkinkan kamu untuk mengatur kecepatan pergerakanmu untuk pindah dan mencorat-coret catatan dalam rapat virtual seperti dilakukan pada rapat tatap muka nyata.

Dan tentu saja, menonaktifkan video secara berkala selama rapat adalah aturan dasar yang baik untuk ditetapkan dalam suatu kelompok untuk memberikan istirahat nonverbal singkat kepada diri sendiri.**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply