TopCareerID

Studi: Berbicara Sedikit Saja Bisa Tularkan Virus Corona

Topcareer.id –  Penelitian baru memberikan beberapa informasi yang sangat spesifik tentang bagaimana tetesan (droplets) pernapasan bergerak ketika seseorang hanya berbicara sedikit – bukan bersin, batuk, atau bernyanyi, yang menjadi fokus banyak penelitian lain.

Seseorang dengan infeksi virus corona dapat menularkan virus hanya dengan berbicara

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Physics of Fluids menyoroti lebih banyak hal, tentang bagaimana tetesan pernapasan bergerak selama percakapan normal, menegaskan bahwa terkadang jarak 6 kaki saat berbicara mungkin tidak cukup.

Melansir Healthline, peneliti dari Aoyama Gakuin University dan Yamano College of Aesthetics di Jepang menguji skenario dunia nyata di mana pedoman jarak fisik yang khas tidak mungkin diikuti.

Mereka menggunakan laser untuk memvisualisasikan tetesan setelah peserta studi menghirup dari perangkat vaping dan kemudian mengucapkan kata “onegaishimasu,” sapaan khas Jepang dalam lingkungan bisnis.

Para peserta melakukannya dalam posisi dan postur berbeda yang biasa ditemukan di industri jasa, seperti orang yang mencuci rambut di salon atau berbaring telungkup atau menghadap ke atas, seperti yang umum terjadi di ruang pemeriksaan medis atau panti jompo.

“Kontak tatap muka yang serupa dalam jumlah yang signifikan tidak hanya terjadi dalam tata rias, tetapi juga dalam jangka panjang dan perawatan medis,” kata Keiko Ishii, seorang penulis studi, doktor teknik, dan profesor di Universitas Aoyama Gakuin, di siaran pers.

Baca juga: 10 Juta Lagi Dosis Vaksin Sinovac Tiba Di Indonesia

Peneliti menemukan beberapa hasil yang cukup dapat diprediksi: Tetesan dari orang yang tidak bermasker keluar dan turun, jadi jika pelanggan atau pasien berbaring di bawah, mereka akan tercakup dalam tetesan itu dan dapat tertular virus corona jika pembicara mengalami infeksi.

Tetapi bahkan dengan mengenakan masker dalam skenario itu tidak sepenuhnya melindungi calon pelanggan atau pasien.

Para peneliti mengatakan bahwa saat duduk atau berdiri dan mengenakan masker, awan aerosol yang bocor cenderung menempel di tubuh mereka karena panas tubuh mereka, tetapi awan tersebut terlepas ketika mereka bersandar pada seseorang dan jatuh pada orang di bawahnya.

Para peneliti menemukan bahwa kombinasi masker dan pelindung wajah mencegah aerosol bocor dari tepi masker agar tidak jatuh ke orang di bawahnya.

“Pelindung wajah mendukung munculnya napas yang diembuskan. Oleh karena itu, akan lebih efektif untuk memakai masker dan pelindung wajah saat memberikan layanan kepada pelanggan,” kata Ishii.

Kesimpulan keseluruhan para peneliti – mengenakan masker dan pelindung wajah adalah perlindungan terbaik dari virus corona baru, terutama bagi pekerja yang secara fisik tidak dapat melakukan pekerjaan jarak jauh.**(Feb)

Exit mobile version