Topcareer.id – Tepat pada tanggal 3 Maret 2021 kemarin, sebagian kawasan Yogyakarta diguyur hujan lebat disertai dengan butiran es sebesar biji kelereng.
Menurut pakar klimatologi Universitas Gajah Mada (UGM), Dr. Emilya Nurjani, fenomena hujan es atau sering disebut hail ini merupakan hasil dari pembentukan awan Cumulonimbus yang tumbuh vertikal melebihi titik beku air.
“Awan bagian bawah (awan panas) mengandung uap air yang turun sebagai hujan yang kita kenal, sedangkan bagian atas awan (awan dingin) mengandung es. Bagian ini yang jatuh sebagai hail karena suhu udara di permukaan di Yogya dan Turi mendukung kristal es tetap membeku walau ukurannya lebih kecil,” ujarnya dikutip dari ugm.ac.id, Rabu (3/3/2021).
Lebih lanjut, Emilya mengatakan penyebab utama hujan es ini biasanya didasari oleh faktor kondisi alam yang meliputi kelembaban tinggi, massa udara yang tidak stabil, serta suhu permukaan bumi yang mendukung.
“Jika suhu di permukaan bumi cukup rendah maka kristal es akan mencapai bumi dalam bentuk es atau hail, tetapi kalau suhu di permukaan bumi cukup panas maka kristal es akan sampai di permukaan bumi sebagai hujan yang kita kenal,” jelasnya.
Namun, masyarakat diminta untuk tidak khawatir, karena ukuran hujan es ini umumnya kecil dan biasanya terjadi dalam waktu yang singkat. Sehingga berdiam diri di dalam rumah atau hanya menggunakan payung pun bisa menjadi pilihan untuk perlindungan.**(Feb)