TopCareerID

Pfizer: Virus Corona B.1.351 Bisa Kurangi Perlindungan Vaksin secara Signifikan

Sumber foto: qz.com

Topcareer.id – Sebuah studi laboratorium menunjukkan bahwa varian baru virus corona dari Afrika Selatan dapat mengurangi kekuatan perlindungan antibodi dari vaksin Pfizer Inc / BioNTech SE hingga dua pertiga. Belum jelas apakah suntikan itu juga akan efektif melawan mutasinya.

Studi tersebut menemukan vaksin masih mampu menetralkan virus, namun belum ada bukti dari uji coba pada orang-orang bahwa varian tersebut bisa mengurangi perlindungan vaksin, kata perusahaan.

Pfizer melakukan investasi dan berbicara dengan regulator tentang mengembangkan versi terbaru dari vaksin mRNA atau suntikan penguat jika diperlukan.

Untuk penelitian tersebut, para ilmuwan dari perusahaan dan University of Texas Medical Branch (UTMB) mengembangkan virus rekayasa yang mengandung mutasi yang sama yang dibawa pada bagian lonjakan varian virus corona dari Afrika Selatan yang dikenal sebagai B.1.351.

Para peneliti menguji virus yang direkayasa terhadap darah yang diambil dari orang yang telah diberi vaksin, dan menemukan penurunan dua pertiga dalam tingkat antibodi penawar dibandingkan dengan pengaruhnya pada versi virus yang umum.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan 660 Juta Dosis Vaksin untuk 181 Juta Rakyat Indonesia

Temuan mereka dipublikasikan di New England Journal of Medicine (NEJM).

“Kami tidak tahu berapa angka penetralisir minimum. Kami tidak memiliki batasan itu,” kata seorang Profesor dari UMTB.

Lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk memahami apakah vaksin bekerja melawan varian Afrika Selatan, termasuk uji klinis dan pengembangan korelasi perlindungan sebagai tolak ukur untuk menentukan tingkat antibodi apa yang melindungi.

Moderna menerbitkan korespondensi di NEJM pada hari Rabu dengan data serupa yang sebelumnya diungkapkan di tempat lain, yang menunjukkan penurunan tingkat antibodi enam kali lipat terhadap varian Afrika Selatan.

Moderna juga mengatakan efektivitas vaksinnya terhadap varian Afrika Selatan belum ditentukan. Padahal perusahaan sebelumnya mengungkapkan keyakinannya bahwa vaksin itu akan bekerja melawan varian tersebut.**(Feb)

Exit mobile version