Topcareer.id – Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa negara-negara berkembang di kawasan Asia-Pasifik bisa jadi kesulitan dalam mencapai kekebalan kelompok (herd Immunity) terhadap Covid-19.
Kekebalan kelompok mengacu pada situasi di mana suatu penyakit tidak dapat menyebar dengan mudah dalam suatu populasi karena kebanyakan orang telah kebal terhadapnya, baik sebagai akibat dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya.
Mengutip CNBC, Armida Salsiah Alisjahbana, Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik mengatakan sekitar 60% hingga 70% populasi perlu diinokulasi untuk mencapai negara bagian ini.
“Saya pikir itu cukup menantang. Jika kita melihat datanya sejauh ini, kemajuannya cukup rendah dengan pengecualian di beberapa negara maju,” katanya saat wawancara, Rabu (17/3/2021).
Baca juga: Masuki Minggu Kelima PPKM Mikro, Zona Hijau RT Meningkat 600%
Meskipun beberapa negara telah memesan vaksin, dan yang lain bahkan mungkin memiliki persediaan, ia menilai implementasi di lapangan masih cukup lambat.
Tantangan lain
Alisjahbana mengutip pasokan yang tepat waktu, sumber daya keuangan yang terbatas dan infrastruktur logistik yang buruk sebagai hambatan yang menghalangi negara-negara berkembang. Akses yang adil, yang mengacu pada distribusi yang adil kepada semua yang membutuhkan, merupakan tantangan lain.
Negara-negara kaya telah mengambil vaksin dan memesan dalam jumlah besar, meninggalkan negara-negara berkembang yang lebih miskin di belakang antrian. Banyak dari negara tersebut mungkin tidak punya uang untuk membeli dosis yang cukup.
Alisjahbana juga menuturkan, memang ada bantuan dalam bentuk Covax, aliansi global yang berupaya menyediakan vaksin ke negara-negara miskin, namun pasokannya masih terbatas untuk saat ini.
“Salah satu masalah utama, apalagi sekarang karena program vaksinasi masih dini dan implementasinya, adalah ketersediaan pasokan yang memadai,” ujarnya.
Tetapi dia mencatat bahwa produksi meningkat dan lebih banyak vaksin disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan otoritas nasional.
“Dalam beberapa bulan mendatang, saya berharap rencana vaksinasi bisa (dipercepat), termasuk di negara berkembang,” kata dia.