Topcareer.id – Apakah kamu merasa terus menerus berlomba untuk menyelesaikan daftar tugas harianmu, serta melakukan beberapa tugas sekaligus, bahkan dengan itu kamu merasa selalu terlambat? Kamungkinan kamu memiliki ‘Hurry Sickness’ atau penyakit terburu-buru.
Mengutip Huffpost, penyakit terburu-buru adalah pola perilaku (bukan kondisi yang dapat didiagnosis) yang ditandai dengan kesibukan dan kecemasan kronis serta rasa urgensi yang terus-menerus dan berlebihan, bahkan ketika tidak perlu bergerak terlalu cepat.
Istilah ini diciptakan oleh ahli jantung Meyer Friedman dan Ray Rosenman dan dipopulerkan dalam buku 1974 mereka, “Type A Behavior And Your Heart.”
Ternyata, “hurry sickness” adalah komponen dari kompleks kepribadian Tipe A yang lebih luas, menurut John Schaubroeck, ketua dan profesor manajemen di Robert J. Trulaske Sr. College of Business Universitas Missouri.
“Jika seseorang secara kronis terburu-buru, ia juga sangat mungkin terdorong untuk mencapai hasil yang kecil dalam jangka pendek, menjadi kompetitif, dan tidak sabar dengan orang lain,” katanya kepada HuffPost. Berikut ini tanda-tandanya.
4. Kamu merasa selalu terlambat dari jadwal
Saat kamu berurusan dengan penyakit terburu-buru (hurry sickness), sepertinya tidak pernah ada cukup waktu dalam sehari untuk menyelesaikan apa yang perlu kamu lakukan. Dan tidak peduli seberapa banyak kamu menyelesaikannya, kamu selalu merasa seperti mengejar ketinggalan.
5. Kamu menyela pembicaraan atau berbicara banyak melebihi orang lain
Ketidaksabaranmu tidak hanya terbatas pada antrean panjang dan kemacetan lalu lintas – itu juga meluas ke hubungan pribadi. Kamu mungkin tidak bermaksud untuk bersikap kasar, tetapi kamu telah diberi tahu bahwa kamu memiliki kebiasaan menyela orang di tengah percakapan.
Baca juga: 4 Alasan Untuk Tidak Tidur Dengan TV Menyala
“Anda sering menyela orang lain ketika mereka berbicara, terutama jika mereka berbicara dengan lambat,” kata Schaubroeck.
6. Kamu terobsesi untuk mencentang hal-hal dari daftar tugas
Kamu menyukai ledakan kepuasan yang kamu dapatkan saat menyelesaikan tugas dan mencoretnya dari daftar. Tetapi kepuasan itu tidak bertahan lama, kamu segera beralih ke hal berikutnya.
Bergerak dengan kecepatan tinggi ini tidak benar-benar membuatmu lebih produktif. Sebaliknya, itu membuatmu lebih rentan terhadap kesalahan.
“(Hurry sickness) muncul sebagai kesadaran yang berlebihan tentang apa yang perlu kamu lakukan, terus-menerus bermain-main di kepalamu,” kata Lee Chambers, seorang psikolog lingkungan dan konsultan kesejahteraan yang tinggal di Inggris kepada HuffPost.
“Ini bisa sangat memakan waktu sehingga kamu akhirnya melupakan banyak hal atau membuat kesalahan karena terburu-buru dan memikirkan tugas selanjutnya saat mengerjakan tugasmu saat ini,” ujarnya.**(Feb)