Topcareer.id – Ketika peluncuran vaksin COVID-19 berlanjut di seluruh dunia, pembuat vaksin sekarang bersiap untuk fase berikutnya yakni vaksin booster.
Saat ini di AS saja ada tiga vaksin yang mendapat izin penggunaan darurat yakni Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson.
Para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mencurigai bahwa akan ada kekebalan terhadap vaksin COVID-19.
Karena vaksin ini di dalam tubuh mungkin berkurang efektifitasnya dalam jangka waktu yang lama.
Katakanlah mungkin setelah satu tahun atau lebih, vaksin mungkin sudah tidak melindungi terhadap varian virus corona yang muncul dan berkembang.
Oleh karena itu, orang yang telah menerima vaksinasi penuh mungkin memerlukan dosis penguat vaksin booster untuk tetap terlindungi dari virus corona asli dan varian yang baru muncul.
Cara kerja vaksin booster mirip dengan cara penguat vaksin tetanus yang direkomendasikan setiap 10 tahun atau vaksin flu setiap tahun.
Baca juga: Moderna Kembangkan Vaksin Booster untuk Melawan Varian Baru Virus Corona
Apakah vaksin booster itu perlu?
Vaksin booster akan mengingatkan sistem kekebalan sehingga jika terpapar racun, sistem kekebalan akan mengingatnya dan merespons dengan sangat cepat.
Dalam kasus vaksin COVID-19, masih belum diketahui berapa lama perlindungan kekebalan bertahan.
Tetapi pengembang vaksin dan pejabat kesehatan tahu itu mungkin tidak selamanya, dan varian yang muncul dapat lepas dari kekebalan.
“Ada sedikit perbedaan dengan vaksin COVID-19,” kata Dr. William Moss, profesor dan direktur eksekutif Pusat Akses Vaksin Internasional di Sekolah Johns Hopkins.
Sementara dosis penguat yang khas menggunakan vaksin yang sama untuk mengingatkan sistem kekebalan terhadap patogen.
Vaksin booster di masa depan nanti akan khusus menggunakan vaksin yang berbeda sama sekali.
Saat ini, kebutuhan dan waktu untuk dosis penguat COVID-19 belum ditetapkan. Tidak ada dosis rekomendasi saat ini.
Khusus untuk Amerika harus bersiap untuk mendapatkan suntikan vaksin booster Covid-19 dalam waktu satu tahun ke depan
“Kami harus melihat berapa lama perlindungannya bertahan. Kami tahu itu berlangsung setidaknya enam bulan.” kata Vivek Murthy, ahli bedah AS.
Ini sangat mungkin, dan orang-orang harus siap dengan kenyataan bahwa semua mungkin membutuhkan vaksin booster dalam waktu satu tahun.**(Feb)