TopCareerID

Teknologi Terbaru Huawei Wujudkan Sistem Kerja Nihil Kecelakaan

Huwaei miliki teknologi keselamatan kerja minim kecelakaan.

Seorang pekerja sedang memperbaiki peralatan telekomunikasi di sebuah rumah sakit di Semarang, Jawa Tengah (2). (dok. Huawei)

Topcareer.id – Masa pandemi telah menjadikan tantangan dan risiko dari aktivitas pemeliharaan jaringan telekomunikasi dan konektivitas bagi para pekerja lapangan, makin meningkat. Huawei pada Maret tahun lalu mulai memperkenalkan sistem keselamatan dan kesehatan baru untuk pekerja.

Sistem keselamatan dan kesehatan kerja berbasis teknologi kecerdasan artifisial (AI) menetapkan prosedur standar tertinggi yang sangat ketat guna menghadirkan perlindungan optimal setiap harinya kepada lebih dari 10 ribu pekerja lapangan, baik dari Huawei maupun dari subkontraktor yang menjadi mitra Huawei.

Terbukti, sistem tersebut hingga kini terus mampu mewujudkan tingkat kecelakaan dan infeksi nihil atau zero accident dan zero health infection.

“Selain menjadikan ribuan pekerja merasa aman dan terlindungi dengan baik saat mereka memasang, menambah, dan memelihara jaringan di lokasi-lokasi berisiko tinggi, kami juga memastikan konektivitas jaringan tetap tersedia untuk mendukung percepatan transformasi digital di berbagai pasca pandemi,” kata Lai Chaosen, Vice President Huawei Indonesia dalam siaran pers, Rabu (2/6/2021).

“Laporan nihil kecelakaan adalah bukti dari kuatnya komitmen “I DO CREATE” dalam mengontribusikan pendayagunaan teknologi terdepan kami untuk meningkatkan sistem keselamatan kerja dan menciptakan nilai melalui penerapan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sangat ketat.”

Selama pandemi, melalui komitmen “I DO CREATE”, Huawei juga telah mengontribusikan kepakarannya di bidang-bidang teknis dan menghadirkan solusi diagnostik yang diperkuat teknologi Cloud dan AI bagi para dokter dan tenaga medis di RSPAD Gatot Soebroto dan PERTAMEDIKA.

Solusi-solusi tersebut terbukti efektif sehubungan dengan kemampuannya melakukan diagnosis Covid-19 enam kali lebih cepat dengan tingkat akurasi hingga 93 persen.

Baca juga: Mau Pasang Internet Murah? Cek 3 Layanan Ini

Menurut Lai Chaosen, sistem yang diperkuat teknologi AI dan pemantauan jarak jauh mencakup peta komprehensif yang dibuat berdasarkan tingkat risiko. Semakin tinggi risikonya, semakin ketat protokol kesehatan dan persyaratan keselamatan yang diterapkan.

“Sistem tersebut bertujuan untuk memastikan kepatuhan pekerja lapangan terhadap protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, pakaian dan kacamata pelindung, helm, dan mengikuti persyaratan lainnya,” paparnya.

Peta tersebut mencantumkan peralatan telekomunikasi yang terletak di lokasi rumah sakit rujukan Covid-19 sebagai zona merah atau yang berisiko tinggi. Setidaknya ada 621 rumah sakit rujukan COVID-19 di seluruh Indonesia yang semuanya tercakup di dalam peta Huawei.

Di luar zona merah terdapat zona kuning yang menunjukkan area dalam radius 250-meter dari zona merah dan zona biru untuk menandai zona di luar kuning dan merah.

“Setiap pekerjaan terlebih dulu harus mendapat otorisasi dari manajemen Huawei dan dari pihak manajemen pelanggan kami guna menjaga agar angka kecelakaan dan terjadinya kasus penularan tetap nihil,” Lai Chaosen menegaskan.

Ia menambahkan, bahwa semua zona dimonitor secara ketat selama proses penggelaran, pemeliharaan, hingga penerapan keamanan pada jaringan telekomunikasi.

Kementerian Ketenagakerjaan memberikan apresiasi atas kuatnya komitmen Huawei dalam membangun kesadaran terhadap sistem manajemen yang menjunjung tinggi kepatuhan terhadap perlindungan lingkungan, serta kesehatan dan keselamatan saat bekerja.

“Best-practises dari Huawei dapat diadopsi dan dijadikan standar oleh industri TIK dalam membangun sistem manajemen EHS yang lebih kuat dan ketat sebagai bagian dari upaya strategis menanggulangi pandemi secara efektif,” kata Hery Sutanto, Direktur Bina Kelembagaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kemenaker.

Exit mobile version