TopCareerID

Satgas: Vaksin Mampu Memperkecil Peluang Terbentuknya Varian Baru

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito beberkan kunci silaturahmi dan mudik aman selama pandemi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. (dok. Satgas Covid-19)

Topcareer.id – Lonjakan kasus Covid-19 dikhawatirkan dapat melahirkan varian baru yang lebih ganas dsn cepat menular. Satgas Penanganan Covid-19 lantas membeberkan upaya-upaya terbaik untuk mengurangi peluang terbentuknya varian baru Covid-19.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan, pada prinsipnya virus bukanlah makhluk hidup. Karena virus hanya dapat memperbanyak diri pada inang yang hidup seperti manusia. Dan dalam proses perbanyak diri inilah virus dapat bermutasi dan dapat menghasilkan varian baru.

Ia mengatakanbahwa upaya terbaik menghindari masuk ke dalam tubuh melalui disiplin protokol kesegaran yang ketat. Upaya lain, meminimalisir penularan yang terjadi dengan mempercepat pelaksanaan strategi vaksinasi nasional.

“Karena peluang terbentuknya varian baru pada orang yang sudah divaksin lebih rendah dari orang yang belum divaksin,” kata Wiku saat menjawab pertanyaan media dalam agenda Keterangan Pers, Kamis (29/7/2021).

Baca juga: Kasus COVID-19 Melonjak, Kota Ini Perpanjang Lockdown Hingga 4 Minggu

Untuk vaksin yang diberikan kepada masyarakat, sepenuhnya gratis baik skema program nasional ataupun progam Gotong Royong. Adapun adanya temuan yang menyebutkan ada vaksinasi berbayar di lapangan akan ditindaklanjuti oleh satgas COVID-19 di daerah setempat.

Sementara untuk penerima booster vaksin saat ini adalah tenaga kesehatan sebagai populasi berisiko. Sekaligus vital dalam mendukung pelayanan dalam kesehatan khususnya dalam masa pandemi COVID-19.

Di samping itu, pemerintah melalui berbagai kebijakan terus dilakukan seperti penerapan PPKM, optimalisasi posko dan pengaturan pelaku perjalanan untuk mencegah penularan di tengah-tengah masyarakat. Serta mencegah improtasi kasus yang dapat memperburuk kondisi COVID-19 nasional.

Exit mobile version