Topcareer.id – Di antara orang yang divaksinasi lengkap yang tidak pernah menderita COVID-19, mendapatkan dosis ketiga vaksin mRNA dari Pfizer atau Moderna kemungkinan akan meningkatkan kadar antibodi.
Namun, ini bukan berarti antibodinya lebih mampu menetralisir varian virus baru, para peneliti Universitas Rockefeller melaporkan di bioRxiv menjelang tinjauan sejawat.
Mereka mencatat bahwa pada penderita COVID-19, antibodi sistem kekebalannya berevolusi selama tahun pertama menjadi lebih kuat melawan varian baru.
Pada 32 sukarelawan yang tidak pernah menderita COVID-19, mereka menemukan bahwa antibodi yang diinduksi oleh vaksin mRNA memang berevolusi antara suntikan pertama dan kedua.
Tetapi lima bulan kemudian, antibodi yang diinduksi vaksin “setara” dengan yang terlihat setelah dosis kedua, dengan “sedikit peningkatan terukur” dalam kemampuan antibodi untuk menetralkan berbagai varian baru, kata rekan penulis Michel Nussenzweig.
Oleh karena itu, memberi orang-orang itu dosis ketiga dari vaksin yang sama kemungkinan hanya menghasilkan jumlah antibodi yang lebih tinggi namun tetap kurang efektif terhadap varian.
Baca juga: Efek Samping Vaksin mRNA hanya Sedikit, Apa Artinya?
“Bagaimana pun juga, vaksin tetap protektif terhadap infeksi serius,” kata Nussenzweig.
“Kita harus belajar bahwa kemanjuran memang berkurang untuk infeksi serius, maka dosis penguat apa pun yang tersedia mungkin menjadi tepat, tambahnya.
Jika ada vaksin yang diperbarui selain mRNA untuk melindungi terhadap varian tertentu, maka itu bisa menjadi pilihan.**(Feb)