TopCareerID

Pembelajaran Jarak Jauh buat Jutaan Anak Asia Selatan alami Kemunduran

Sumber foto: wisegeek.com

Topcareer.id – United Nations Children’s Fund (UNICEF) melaporkan, ratusan juta anak-anak di Asia Selatan menderita karena sekolah mereka ditutup akibat virus corona tetapi mereka kekurangan perangkat online dan koneksi untuk pembelajaran jarak jauh (online).

Pihak berwenang harus memprioritaskan pembukaan kembali sekolah yang aman karena bahkan sebelum pandemi, hampir 60% anak-anak di wilayah padat penduduk tidak dapat membaca dan memahami teks sederhana pada usia 10 tahun, kata badan anak-anak PBB itu.

“Penutupan sekolah di Asia Selatan telah memaksa ratusan juta anak dan guru mereka untuk beralih ke pembelajaran jarak jauh di wilayah dengan konektivitas rendah dan keterjangkauan perangkat,” kata George Laryea-Adjei, Direktur Regional UNICEF untuk Asia Selatan, mengutip Reuters.

“Bahkan ketika sebuah keluarga memiliki akses ke teknologi, anak-anak tidak selalu dapat mengaksesnya. Akibatnya, anak-anak mengalami kemunduran besar dalam perjalanan belajar mereka.”

Penutupan sekolah yang berulang sejak tahun lalu telah mempengaruhi 434 juta anak di Asia Selatan dan sebagian besar dari mereka belajar secara signifikan lebih sedikit dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi, kata UNICEF dalam sebuah laporan berdasarkan penelitian di India, Maladewa, Pakistan dan Sri Lanka.

Baca juga: WHO: Covid Akan Bermutasi Seperti Flu

Di India, 80% anak-anak berusia 14-18 tahun melaporkan tingkat pembelajaran yang lebih rendah daripada ketika secara fisik di sekolah. Di Sri Lanka, 69% orang tua dari anak-anak sekolah dasar mengatakan bahwa anak-anak mereka belajar kurang atau jauh lebih sedikit.

Di Pakistan, 23% anak kecil tidak memiliki akses ke perangkat apa pun untuk pembelajaran jarak jauh. Di India, 42% anak-anak antara usia 6 dan 13 tahun melaporkan tidak ada pembelajaran jarak jauh selama penutupan sekolah.

“Pembukaan kembali sekolah yang aman harus dianggap sebagai prioritas utama bagi semua pemerintah,” kata George Laryea-Adjei.

Ahli epidemiologi dan ilmuwan sosial India telah meminta pihak berwenang untuk membuka kembali kelas untuk semua anak, dengan mengatakan manfaatnya lebih besar daripada risikonya, terutama karena anak-anak pedesaan yang miskin kehilangan pendidikan online.

Asia Selatan, dengan hampir 2 miliar orang, telah melaporkan lebih dari 37 juta infeksi virus corona dan lebih dari 523.000 kematian.**(Feb)

Exit mobile version