Topcareer.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menemukan virus Covid-19 varian baru yakni Mu atau B.1.621 di negara Kolombia pada Januari lalu.
Bahkan menurut riset awal WHO, varian ini diduga kebal terhadap vaksin, sehingga dikategorikan sebagai varian yang diwaspadai atau variant of Interest (VoI) yang perlu mendapat perhatian khusus.
Tak ingin kecolongan dengan jutaan nyawa yang harus rela meregang nyawa akibat varian ganas sebelumnya yaitu Delta, Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mencegah Covid-19 varian Mu.
“Disiplin protokol kesehatan, vaksinasi serta penerapan tracing, testing, dan treatment (3T) tetap menjadi solusi efektif untuk mencegah penularan Covid-19 varian baru ini,” ujar Dicky seperti dikutip dari laman resmi Covid19.go.id pada Senin (27/9/2021).
Baca juga: Booster Vaksin COVID-19 di AS Gratis
Selain itu Dicky juga mengatakan pentingnya penerapan protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi.
“Sebetulnya reaksi, respons, atau strateginya tetap sama, yaitu 3T, 5M, dan vaksinasi,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dicky pun mendukung langkah pemerintah yang memperketat pintu masuk negara. Menurutnya, bagi warga yang masuk ke Indonesia tidak cukup hanya menunjukkan hasil tes negatif Covid-19, namun juga karantina.
“Karantina efektif selama tujuh hari bagi yang sudah divaksin lengkap dengan vaksin yang efektif misal messenger RNA, kemudian tesnya negatif. Kalau yang belum vaksin lengkap karantina 14 hari, kemudian tesnya negatif,” pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, varian Mu dipercaya lebih cepat menular dibandingkan varian pertama. Pasalnya, dalam kurun waktu 9 bulan sejak ditemukan pertama kali pada Januari 2021 di Kolombia, varia ini langsung menyebar dan terdeteksi di 43 negara.**(Feb)