Topcareer.id – Indonesia diprediksikan akan menghadapi gelombang ketiga COVID-19 pada akhir tahun 2021 ini. Perkiraan ini muncul berdasarkan pengalaman yang terjadi pada akhir tahun 2020 dan pertengahan tahun 2021.
Dimana pada waktu itu, terjadi peningkatan mobilitas yang tinggi saat perayaan hari besar keagamaan.
Hal ini pun juga diperkuat dengan keterangan dari Ketua Satgas Penanganan COVID-19 sekaligus Kepala BNPB Letjen TNI, Ganip Warsito pada Minggu (17/10/2021) kemarin.
“Ancaman gelombang ketiga yang diprediksi oleh para ahli akan terjadi Desember karena di situlah Nataru, di situlah pergantian cuaca. Ini yang menjadi ancaman peningkatan COVID-19,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B. Harmadi pun menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan 5 langkah guna menghadapi potensi terjadinya gelombang ketiga COVID-19 tersebut. Langkah pertama yakni meningkatkan kapasitas tes COVID-19.
“Antisipasi gelombang ketiga, testing terus ditingkatkan,” tutur Sonny.
Kemudian lanjut Sonny, peningkatkan testing ini akan diikuti dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dimana dalam implementasinya, kebijakan PPKM akan tetap diberlakukan di berbagai daerah, meski di beberapa daerah telah dilakukan pembukaan berbagai aktivitas masyarakat.
Baca juga: Restoran Pringsewu Buka Lowongan, Minat?
Selanjutnya, langkah ketiga pemerintah akan mensosialisasikan terkait kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin. Protokol kesehatan dimaksud adalah 5M; memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak fisik, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Sedangkan langkah keempat adalah program vaksinasi yang menargetkan sasaran vaksinasi sebanyak 208.265.270 jiwa.
“Data Kementerian Kesehatan per tanggal 12 Oktober 2021 menyebutkan 101.673.077 telah melakukan penyuntikan dosis tahap 1 atau sekitar 48,82 persen. Untuk yang telah melakukan hingga dosis lengkap atau tahap 2 sebanyak 58.720.535 atau 28,20 persen,” jelasnya.
Langkah terakhir yang akan dilakukan pemerintah untuk menghadapi gelombang ketiga COVID-19 yakni memperketat akses masuk dari luar negeri ke Indonesia untuk mencegah masuknya varian baru.
“Titik masuk kita sudah sangat dibatasi, (akses) udara hanya di Soekarno-Hatta dan Sam Ratulangi, Manado, lalu untuk jalur darat hanya boleh di Entikong, Aruk, Nunukan dan Motaain di Timor Leste dan laut juga hanya dua, Batam dan Tanjungpinang,” tutur Sonny.
Semua orang yang masuk ke Indonesia pun harus langsung menjalani tes PCR. Namun, karena Kementerian Kesehatan sudah mengirimkan (alat) tes cepat molekuler, maka orang tersebut tidak perlu menunggu lama.
Cukup dalam waktu satu jam diharapkan sudah bisa memisahkan orang yang positif (COVID-19) dan yang negatif.**(Feb)