Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Ini Dampak Buruk Polusi bagi Kesuburan Manusia

Foto Ilustrasi polusi udara, pelaku industri disebut tertib lakukan pengendalian emisi.Foto Ilustrasi polusi udara, pelaku industri disebut tertib lakukan pengendalian emisi.

Topcareer.id – Polusi bisa menyebabkan ukuran penis manusia menyusut, menurut seorang ilmuwan.

Seorang ahli epidemiologi dan lingkungan terkemuka telah menerbitkan sebuah buku yang meneliti hubungan antara bahan kimia industri dan ukuran panjang penis.

Dia adalah Dr Shanna Swan yang menulis buku Count Down, ia berpendapat bahwa dunia modern bisa mengubah perkembangan reproduksi manusia dan mengancam masa depan spesies manusia.

Buku ini menguraikan bagaimana polusi menyebabkan tingkat disfungsi ereksi yang lebih tinggi, penurunan kesuburan, dan meningkatnya jumlah bayi yang lahir dengan ukuran penis kecil.

Meskipun fakta utama tentang penyusutan mungkin terdengar seperti bahan gurauan, penelitian ini melukiskan potret suram kemampuan manusia untuk bertahan hidup di tengah dunia yang penuh polusi dan karbon.

“Di beberapa bagian dunia, rata-rata usia manusia 20-an saat ini kurang subur dibandingkan kakek atau neneknya pada saat masih berusia 35,” tulis Dr Swan.

“Bahan kimia di lingkungan kita dan praktik gaya hidup tidak sehat di dunia modern juga mengganggu keseimbangan hormon kita, sehingga ini menyebabkan berbagai tingkat kekacauan reproduksi.” Jelas Dr Swan.

Bagaimana polusi menyebabkan masalah dengan kesuburan?
Menurut penelitian Dr Swan, gangguan ini disebabkan oleh ftalat, bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan plastik, yang dapat memengaruhi bagaimana hormon endokrin diproduksi.

Kelompok bahan kimia ini digunakan untuk membantu meningkatkan kelenturan suatu zat.

Ftalat bisa ditemukan di mainan, kemasan makanan, deterjen, kosmetik, dan banyak lagi produk lainnya.

Dr Swan percaya bahwa zat-zat ini secara radikal merusak perkembangan manusia.

“Bayi sekarang memasuki dunia yang sudah terkontaminasi bahan kimia karena zat yang mereka serap di dalam rahim,” katanya.

Baca juga: 3 Cara Simple Perangi Perubahan Iklim, Lakukan sebelum Terlambat!

Dr Swan telah menulis makalah tentang bagaimana bahan kimia ini dapat berpindah antara orang tua dan anak mereka, dampaknya pada hasrat seksual wanita, dan yang terbaru berpengaruh pada panjang penis.

Salah satu penelitiannya yang paling terkenal yakni meneliti persimpangan antara jumlah sperma dan polusi pada tahun 2017.

Setelah mempelajari 185 penelitian yang melibatkan hampir 45.000 pria sehat, Dr Swan dan timnya menyimpulkan bahwa jumlah sperma di antara pria di negara-negara Barat telah turun 59 persen antara tahun 1973 dan 2011.

Tapi, sejak pembentukan Badan Lingkungan Eropa, warga Eropa yang terpapar polusi partikulat 41 persen lebih sedikit daripada dua dekade lalu.

Diyakini bahwa peraturan ini memberi orang Eropa rata-rata tambahan harapan hidup sepanjang sembilan bulan.

Jadi jika langkah-langkah pengurangan polusi dapat dilaksanakan dengan baik, masih ada harapan untuk masa depan dan kesuburan umat manusia.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply