TopCareerID

Studi: Tiga Dosis Pfizer Mampu Taklukan Omicron

Sumber foto: qz.com

Topcareer.id – Perusahaan pembuat obat dan vaksin Pfizer/BioNTech mengatakan pada hari Rabu (8/12) kursus tiga suntikan vaksin COVID-19 buatan mereka mampu menetralkan dengan optimal varian Omicron dalam tes laboratorium.

Ini menjadi sinyal awal bahwa vaksin booster bisa menjadi kunci perlindungan terhadap infeksi dari varian Omicron.

Pfizer mengatakan dua dosis vaksin mereka menghasilkan antibodi penetralisir yang jauh lebih rendah tetapi masih bisa melindungi terhadap penyakit parah.

“Garis pertahanan pertama, dengan dua dosis vaksinasi, mungkin dikompromikan dan tiga dosis vaksinasi diperlukan untuk memulihkan perlindungan,” kata Chief Medical Officer BioNTech Ozlem Tuereci pada konferensi pers.

Perusahaan juga mengatakan mereka dapat mengirimkan vaksin yang ditargetkan secara khusus pada varian Omicron pada Maret 2022 jika diperlukan.

Pfizer dan BioNTech merupakan produsen vaksin COVID pertama yang mengeluarkan update resmi tentang kemanjuran suntikan mereka terhadap Omicron.

Dalam sampel darah yang diambil sekitar sebulan setelah suntikan ketiga, varian Omicron dinetralkan.

Ini sama efektifnya dengan dua dosis yang menetralkan virus asli yang diidentifikasi di China.

Varian Omicron, pertama kali terdeteksi di Afrika selatan dan Hong Kong bulan lalu, telah memicu alarm global tentang lonjakan infeksi baru.

“Data baru dari Pfizer tentang efektivitas vaksin terhadap Omicron sangat menggembirakan,” cuit Presiden AS Joe Biden di Twiter pada Rabu (8/12).

“Siapa pun yang memenuhi syarat dan belum mendapat booster harus mendapatkan booster hari ini.” Kata Biden.

Baca juga: Varian Omicron Tingkatkan Risiko Terinfeksi Ulang

CEO BioNTech Ugur Sahin menyarankan agar negara-negara dapat mempertimbangkan untuk mempersingkat periode waktu antara dosis kedua dan ketiga.

Sahin memberi contoh Inggris yang telah memajukan jarak suntikan ketiga menjadi tiga bulan yang sebelumnya enam bulan setelah vaksinasi kedua.

Dr. Walter Orenstein, seorang profesor di Vanderbilt dan mantan direktur program imunisasi CDC AS mengaku gembira saat menemukan data yang menunjukkan bahwa vaksin saat ini masih dapat digunakan untuk melawan Omicron.**(Feb)

Exit mobile version