Topcareer.id – Setiap kandidat yang ingin melamar kerja sebaiknya membersihkan akun media sosial mereka sebelum menyerahkan dokumen kepada perekrut.
Banyak orang sudah cukup pintar untuk melakukan itu. Foto atau meme kontroversial yang biasa dipajang mungkin tidak dibuang secara permanen, tetapi setidaknya singkirkan dari halaman media sosial kamu.
Jangan berpikir bahwa hanya karena kamu sudah diterima bekerja kamu akan dan bisa seenaknya memposting apapun di media sosial.
Berikut ini lima aktivitas media sosial yang sebaiknya kamu hindari karena bisa membahayakan pekerjaanmu.
1) Mengeluh tentang pekerjaan
Setiap orang pasti masalahnya masing-masing, dan tugas di tempat kerja terkadang membuat frustrasi.
Memposting rasa frustrasi kamu sambil curcol di media sosial, sekalipun tidak menyebutkan nama perusahaan atau nama bos kamu, ini akan membuat dirimu terlihat sebagai pengeluh.
Tidak ada perusahaan yang suka jika karyawannya suka mengeluh. Jika postingan kamu sampai ke atasan atau manajer HRD perusahaan, itu bisa gawat.
Ada beberapa supervisor dan manajer yang melakukan pengecekan secara berkala terhadap akun media sosial bawahannya.
Jika kamu sering mengeluh sepanjang waktu, mungkin inilah saatnya untuk mengevaluasi media sosial dan sikap kamu.
2) Sering memposting hal kontroversial yang bisa memicu keributan
Setiap orang berhak atas pandangan dan pemikirannya terhadap hal apapun termasuk politik.
Menyatakan secara wajar dengan cara yang wajar di media sosial apa yang kamu dukung tentunya akan baik-baik saja.
Namun, jika kamu sering memposting hal yang memicu keributan dengan orang lain dengan pandangan berbeda di media sosial kamu hingga menggunakan banyak kata-kata kotor, ini bisa menjadi akhir kariermu di tempat kerja.
Dan ini akan lebih pasti terjadi jika postingan provokatif yang kamu post di media sosial bertentangan dengan pejabat di perusahaan.
3) Profil/konten banyak diisi dengan kesalahan tata bahasa
Banyak pelamar kerja memiliki situs web sendiri. Mereka juga membuat profil di LinkedIn dan platform karier.
Jika keterampilan menulisnya buruk, maka akan sangat terlihat jelas orang tersebut enggan melakukan sesuatu dengan optimal.
Baca juga: Tips Aman Berselancar di Media Sosial
4) Posting media sosial saat sedang ijin sakit tidak masuk kantor
Banyak sekali karyawan pernah melakukan ijin sakit, sebagian memang benar sakit, namun sebagian besar lainnya karena memang ingin libur bekerja.
Hati-hati bermain media sosial saat sedang ijin sakit terutama yang ijin sakitnya hanya berpura-pura.
Pastinya saat libur kerja bisa mendapatkan beberapa foto bagus dan membuat keinginan untuk mempostingnya menjadi tinggi.
Sebaiknya tahan dulu, daripada mempostingnya secara real-time, tunggu saja dulu hingga akhir pekan untuk memposting foto tersebut.
Jika sampai ketahuan memposting suasana liburan secara real time karena ijin berpura-pura sakit, bisa saja langsung dipecat.
5) Tergoda merespon notifikasi media sosial nyaris setiap saat
Pada postingan yang sudah dibuat tadi malam. kamu pasti ingin tahu apakah teman-temanmu telah menanggapinya, menyukai atau membagikannya, dll.
Selain itu, kamu juga jadi ikut terus menerus berinteraksi di media sosial.
Ingatlah bahwa IT bisa memantau komputer kerja kamu. Bahkan jika kamu menggunakan wifi kantor di ponsel, mereka masih dapat memantaunya.
Atasan pun juga kerap kali memantau aktivitas yang dilakukan anak buahnya sepanjang jam kerja.
Perusahaan bisa saja jadi memiliki penilaian jelek terhadap karyawan yang terus-terusan menggunakan media sosial di jam kerja, kecuali memang pekerjaannya meng-handle media sosial.**(Feb)