TopCareerID

Jurassic Park Tak Ganggu Habitat Komodo

Topcareer.id – Akhir tahun lalu, Presiden Joko Widodo mencetuskan program wisata premium di kawasan konservasi Taman Nasional Komodo (TNK) Nusa Tenggara Timur (NTT), pada akhir tahun lalu.

Terkait hal itu, Kantor Staf Presiden (KSP) pekan lalu mengirim tim untuk melakukan verifikasi lapangan mengenai sejumlah kekhawatiran masyarakat terhadap pembangunan di lokasi tersebut. Salah satu lokasi yang dikunjungi, yakni Pulau Rinca, tempat dibangunnya “Taman Jurassic.”

Tim KSP memantau, proses pembangunan sarana wisata Loh Buaya di Pulau Rinca sudah mendekati tahap akhir.

Dari luas keseluruhan Pulau Rinca 20.000 hektare, pembangunan penataan sarana hanya berada di area 1,3 hektare. Itu pun berada di pinggir pulau dengan jarak 500 meter dari dermaga Loh Buaya.

Dari dermaga Loh Buaya, akan langsung melewati elevated track setinggi rata-rata tiga meter dari tanah dengan pepohonan liar di sekitarnya. Tiga bangunan dengan design tradisional pun ditempatkan layaknya rumah panggung.

Selama berada di lokasi, belasan komodo berjemur santai di tanah. Satwa purba yang sudah ada sejak 3,5 juta tahun lalu itu tidak terganggu dengan kehadiran manusia.

Hanya ada satu bangunan menjejak tanah yang digagas untuk museum, toilet, dan pengamatan langsung komodo dari jarak lebih dekat.

Pembangunan sarana sarana di sini terlihat sangat memperhatikan kondisi layaknya habitat asli dan memberi ruang gerak lebih bebas pada komodo.

Sebagai contoh, jalan setapak kini telah diubah menjadi elevated track. Bangunan bagi staf taman nasional dan peneliti pun sekarang dibuat melayang.

Baca juga: Benarkah Komodo Berasal dari Australia? Ini Penjelasannya

Kepala Balai Taman Nasional Komodo (TNK) Lukita Awang Nistyantara yang mendampingi selama kunjungan menyebutkan, sarana yang dibangun sengaja mengambil jalur yang tidak terdapat sarang komodo.

“Di sini (Pulau Rinca) terdapat 1.300 Individu. Dari data kami 2002-2021 sejauh ini populasinya stabil,” kata Lukita. Sehingga dia memastikan pembangunan sarana tidak berpengaruh pada menurunnya populasi komodo.

Lukita menambahkan, elevated track yang dibuat saat ini membuat pergerakan komodo lebih bebas dan tidak terganggu manusia.

Sementara jika nanti ada wisatawan yang datang, jarak pandangnya akan lebih luas karena posisinya beberapa meter di atas tanah.

“Mereka bisa melihat komodo melintas di bawah kaki,” kata Lukita.

Pulau Rinca terletak di sebelah barat Flores dengan dipisahkan selat Molo. Pulau yang menjadi habitat alami Komodo ini merupakan pulau terbesar kedua di Taman Nasional Komodo, NTT.

Exit mobile version