TopCareerID

Ini Penjelasan Satgas Soal Varian Covid-19 Baru Omicron XE

Ilustrasi varian Omicron XE.

Ilustrasi Virus. Dok/Detik

Topcareer.id – Sebelumnya, di Thailand telah mengkonfirmasi adanya temuan varian baru COVID-19, yaitu Omicron XE. Badan kesehatan dunia (WHO) lantas menyatakan bahwa Omicron XE merupakan gabungan/rekombinan dari 2 varian Omicron yang sudah ada, yaitu BA.1 dan BA.2.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengimbau kepada masyarakat tidak perlu takut berlebih.

“Karena rekombinasi virus bukan merupakan hal baru dan sudah banyak terjadi termasuk pada virus selain COVID,” kata Wiku dalam siaran persnya pada Selasa (5/4/2022).

“Terlebih lagi, ketakutan yang berlebihan pun akan berpengaruh pada imunitas tubuh menghadapi berbagai ancaman penularan penyakit di sekitar kita,” jelas Wiku.

Namun, jika merujuk data awal penelitian mendapati kemampuan penularan Omicron XE sekitar 10% lebih tinggi dari varian Omicron BA.2.

Akan tetapi, WHO sendiri menekankan perlunya penelitian lebih lanjut terkait temuan awal ini. Sejauh ini, menurut Kementerian Kesehatan, varian yang pertama kali ditemukan di Inggris ini belum ditemukan di Indonesia.

Baca juga: Jabodetabek PPKM Level 2, Simak Aturan Lengkap WFO 75%

“Untuk itu, Pemerintah selalu memantau dan menggunakan data terkini dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam berbagai penyesuaian kebijakan,” pungkas Wiku.

Dalam keterangan persnya itu, Wiku kembali mengingatkan bahwa pandemi belum usai dan masih ada potensi penularan di tengah-tengah masyarakat, apalagi dalam masa bulan Ramadan dan Idulfitri di mana banyak terjadi lonjakan mobilitas.

Seluruh lapisan masyarakat dan Pemerintah diminta terus berhati-hati dan waspada serta memantau aktivitas masyarakat yang dapat memicu potensi penularan. “Tugas ini adalah tugas kolektif, tidak hanya tugas salah satu unsur tertentu saja,” ujar Wiku.

Saat ini kondisi kasus COVID-19 nasional menunjukkan penurunan paska lonjakan akibat varian Omicron pada Februari lalu. Hal ini sejalan dengan kasus global yang juga tengah menurun.

Kondisi ini, harus dipertahankan bersama, seiring dengan sektor sosial ekonomi masyarakat yang berangsur pulih. Idealnya, aktivitas masyarakat yang bertahap menuju normal harus aman dari potensi penularan.

Exit mobile version