TopCareerID

Survei: Banyak Remaja di AS Kecanduan TikTok

Tips memanfaatkan tiktok untuk bisnis.

Topcareer.id – Perusahaan induk Facebook Meta (FB) melakukan segala daya untuk membuat para remaja kembali menyukai berbagai layanannya, tetapi survei baru menunjukkan raksasa jejaring sosial itu kalah dari platform video pendek viral TikTok.

Menurut survei semi-tahunan Take Stock With Teens dari Piper Sandler, TikTok dan Snapchat adalah dua jejaring sosial paling populer di kalangan remaja saat ini.

Sementara itu Instagram Meta berada di urutan ketiga dari hasil survey.

Yang lebih memprihatinkan bagi Meta adalah fakta bahwa posisi TikTok di kalangan remaja AS telah meningkat dari waktu ke waktu.

Sementara itu, sangat disayangkan popularitas Instagram menurut survey justru semakin menurun.

Survei terhadap 7.100 remaja AS di 44 negara bagian dilakukan mulai dari 16 Februari hingga 22 Maret 2022.

Hasilnya sebanyak 33% remaja menyukai TikTok, naik dari 29% dari musim gugur tahun lalu.

Snapchat memiliki hubungan yang sulit dengan remaja yang mengalami penurunan dari 35% suara menjadi 31 % dalam survei terbaru.

Hanya 3% remaja mengatakan mereka lebih suka Facebook. Twitter mungkin juga tidak populer di kalangan remaja AS.

Twitter hanya memperoleh 2% suara remaja AS yang mengatakan mereka menyukai platform pilihan Elon Musk itu.

Remaja juga melaporkan menghabiskan rata-rata 4,2 jam di layanan media sosial setiap hari.

Meta sedang berjuang untuk meningkatkan awarenessnya di kalangan remaja, menurut perusahaan ini penting bagi bisnis periklanannya.

Baca juga: TikTok Luncurkan Fitur Stories. Begini Cara Menggunakannya

Meta sangat menyadari ancaman yang ditimbulkan TikTok terhadap bisnisnya.

Pada bulan Maret, The Washington Post mengungkapkan bahwa Meta menyewa perusahaan konsultan politik Republik untuk menyebarkan ketakutan tentang TikTok dalam upaya membuat orang tua menjauhkan anak-anak mereka dari platform.

Raksasa media sosial itu juga sedang mengerjakan versi Instagram untuk anak-anak di bawah 13 tahun.

Sementara itu, Meta juga tengah menghadapi gugatan antimonopoli oleh Federal Trade Commission, yang mengklaim perusahaan membangun kerajaan media sosialnya dengan mengakuisisi pesaing yang lebih kecil ketika mereka menjadi ancaman eksistensial terhadap layanan Meta.

Exit mobile version