TopCareerID

3 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Segera Kedaluwarsa di Jerman

Vaksin. Dok/Thepeninsulaqatar.com

Vaksin. Dok/Thepeninsulaqatar.com

Topcareer.id – Sekitar tiga juta dosis vaksin COVID-19 diperkirakan akan kedaluwarsa di Jerman pada akhir Juni 2022, juru bicara kementerian kesehatan Jerman mengatakan pada hari Senin (11/4).

Banyaknya dosis vaksin yang akan segera kedaluwarsa dan belum terpakai karena pasokan melebihi permintaan.

Selain itu juga ada penurunan jumlah yang signifikan dari orang yang divaksinasi di Jerman.

Sebuah undang-undang yang mengamanatkan masyarakat umum untuk divaksinasi dapat meningkatkan permintaan dan memanfaatkan kelebihan cadangan dosis vaksin.

Setelah kekurangan dosis vaksin pada awal kampanye vaksin di awal tahun 2021, Jerman meningkatkan permintaan vaksinnya.

Pemerintah Jerman bertujuan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat kala itu.

Sayangnya saat ini tingkat inokulasi menurun yang berarti Jerman memiliki lebih banyak vaksin daripada yang dibutuhkan.

Sekitar 76% dari populasi di Jerman telah menerima setidaknya satu dosis, ini masih kurang dari dari target 80%.

Negara-negara Eropa Barat termasuk Prancis, Italia dan Spanyol juga memiliki target vaksinasi satu dosis setidaknya 80%.

Kementerian menolak memberikan informasi tentang kemungkinan biaya kedaluwarsa dosis, dengan alasan kerahasiaan kontrak.

BioNTech mengatakan pekan lalu vaksinnya memiliki umur simpan yang lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Ini berarti sekitar tujuh juta dosis yang semula diperkirakan akan kedaluwarsa pada akhir Juni 2022.

Tahun 2021 lalu Jerman pernah menyumbangkan hampir 1,3 juta dosis vaksin virus corona AstraZeneca ke negara-negara berpenghasilan rendah.

Sumbangan ini sebagai bagian dari bentuk komitmen Jerman terhadap inisiatif COVAX dari PBB.

Baca juga: Tingkat Vaksinasi Rendah, Jerman akan Batasi Kegiatan Publik

Sebanyak 1,3 juta dosis AstraZeneca pernah dikirim ke Sudan (357.600 dosis), Ethiopia (271.200 dosis), Afghanistan (213.600 dosis), Tajikistan (100.800 dosis), dan Uzbekistan (355.200 dosis).

Untuk saat ini, meskipun negara-negara di Afrika, misalnya membutuhkan, Jerman tidak dapat menyumbangkan dosis cadangannya.

Hal ini disebabkan tingkat kesulitan yang tinggi untuk menyimpan dan mengangkut vaksin mRNA dari Biontech.

Exit mobile version