Topcareer.id – “Perempuan itu berdaya!” Pernyataan tegas ini disampaikan langsung oleh Evita Ardianty Ir., Msc. Salah seorang perempuan hebat yang saat ini menjabat sebagai Finance Director di PT. Rekayasa Engineering.
Di ranah kerjanya sendiri, Evita menyebut bahwa jumlah pekerja perempuan tergolong cukup banyak, bahkan mencapai 20% dari total karyawan yang ada.
Hal ini tentu menjadi salah satu bukti jika perempuan bisa bekerja di bidang apa saja, sama seperti halnya pria.
“Karena ini perusahaan kontraktor, jadi kebanyakan karyawannya laki-laki, apalagi zaman saya baru awal-awal kerja ya, jumlah perempuan di sini masih bisa dihitung,” ucapnya kepada Topcareer.Id, belum lama ini.
“Tapi lama-kelamaan, banyak juga perempuan yang bekerja di sini, di Rekayasa Industri, dan juga di Rekayasa Engineering. Persentasenya mungkin 80%- 20%.”
Evita, yang memang memiliki background Teknik Industri, mengaku sudah terbiasa untuk belajar dan bekerja di bidang yang didominasi oleh pria.
Evita menambahkan, Perusahaan tempatnya berkarier juga tak pernah membeda-bedakan antara perempuan dengan laki-laki. Semuanya dipastikan memiliki kesempatan karier yang sama.
“Kalau di perusahaan kami ini agak moderat ya, jadi perempuan sama laki-laki punya kesempatan karier yang sama dan punya kesempatan kerja di project mana saja, yang sama dengan laki-laki,” ujarnya.
“Paling hambatannya dari kita sendiri, misalkan kalau ditempatkan di tempat yang jauh, dan sebagainya.”
Baca juga: Joko Suranto, Crazy Rich yang Bangun Jalan Rp 2,8 M Pakai Uang Sendiri
Evita Ardianty: Perempuan itu berdaya!
Ketika ditanya mengenai kemajuan di bidang pemberdayaan perempuan, Evita justru tergelitik. Ia merasa kalimat pemberdayaan memberi kesan seolah perempuan itu tidak berdaya.
“Kalau bicara pemberdayaan saya kadang tergelitik, ‘Memangnya perempuan enggak berdaya?’ Saya merasa kalau semua perempuan itu berdaya dan semuanya punya kemampuan yang sama dengan laki-laki,” ucapnya tegas.
Menurut Evita, yang tidak dimiliki sebagian perempuan saat ini adalah kesempatan yang sama dengan laki-laki. Salah satunya lantaran stereotip dimana perempuan diwajarkan untuk mengurusi rumah, sementara yang bekerja adalah laki-laki.
” Namun, di era 4.0, di mana teknologi berperan penting dalam pengembangan ekonomi kita, perempuan kini punya kesempatan yang lebih besar untuk berkarya,” tegasnya.
“Kalau kita lihat di toko-toko online atau konten-konten di YouTube dan media sosial, banyak perempuan berperan di sana, dan mereka menghasilkan revenue yang sangat besar. Jadi jangan kita abaikan.”
Evita menilai, yang perlu ditingkatkan adalah perubahan penilaian di stereotipe masyarakat. Masyarakat harus mulai sadar jika perempuan memiliki kemampuan dan hak yang sama dengan laki-laki.