Topcareer.id – Taiwan mengumumkan pada hari Selasa (3/5) bahwa mereka melonggarkan pembatasan dengan memotong aturan karantina menjadi tujuh hari dari 10, untuk semua kedatangan.
Dengan pelonggaran pembatasan aturan terbaru ini, Taiwan ingin mencoba hidup berdampingan dengan COVID-19 dan melanjutkan kehidupan normal bahkan ketika jumlah infeksi domestik melonjak.
Taiwan telah mempertahankan aturan karantinanya karena sebagian besar wilayah Asia lainnya telah melonggarkan atau mencabut pembatasan sepenuhnya.
Ada sekitar 125.000 kasus domestik di Taiwan sejak awal tahun, didorong oleh varian Omicron yang lebih menular.
Pemerintah telah melonggarkan daripada memperketat pembatasan dalam apa yang disebutnya “Taiwan model baru.”
Pusat Komando Epidemi Pusat Taiwan mengatakan pelonggaran pembatasan karantina, yang mulai berlaku Senin (9/5) dibuat karena masa inkubasi Omicron yang singkat dan untuk mempertimbangkan “pemeliharaan kapasitas pencegahan pandemi domestik, kegiatan sosial-ekonomi, dan pengendalian risiko yang efektif.”
Semua pendatang masih harus mengikuti tes PCR setelah mencapai Taiwan, dan pada hari ketujuh karantina akan dilepas selama mereka negatif.
Persyaratan untuk tes PCR negatif sebelum keberangkatan tetap berlaku.
Pemerintah belum memberikan jadwal untuk sepenuhnya membuka kembali perbatasannya, dan pembatasan tetap berlaku bagi yang dapat berkunjung.
Warga negara dan penduduk asing bebas untuk datang dan pergi tetapi sebagian besar pengunjung lain memerlukan izin khusus.
Sementara itu di Hong Kong, mereka akan lebih lanjut melonggarkan pembatasan COVID-19 dan mengijinkan bar buka hingga pukul 2 pagi.
Selain itu juga meningkatkan jumlah pengunjung yang diizinkan masuk, karena kasus-kasus di pusat keuangan global terus mereda, kata pemimpin Carrie Lam pada hari Selasa (3/5).
Pantai dan kolam renang akan dibuka kembali mulai Kamis (5/5), restoran juga dapat melayani empat orang lagi di setiap meja.
Perpanjangan jam untuk bar, serta pembukaan kembali ruang karaoke dan beberapa tempat lainnya, akan berlaku mulai 19 Mei.
Otoritas kesehatan Hong Kong melaporkan 283 kasus COVID-19 pada hari Senin (2/5).
Baca juga: Singapura akan Hapus Sebagian Besar Pembatasan COVID-19
Negara kota ini mencatat lebih dari 1,2 juta infeksi dan lebih dari 9.300 kematian sejak awal pandemi.
Pembatasan virus corona telah menghancurkan bisnis di Hong Kong. Bagi sebagian orang, pelonggaran pembatasan mungkin sudah terlambat.
Sudah banyak bisnis di industri makanan dan minuman harus memberhentikan staf mereka karena pandemi.
Kehidupan di kota yang dikuasai China ini sekarang secara bertahap mulai kembali normal.
Banyak sekolah-sekolah melanjutkan kelas tatap muka kembali dan juga banyak orang sudah bekerja di kantor lagi.