Topcareer.id – Beberapa waktu terakhir, nama Ars-Vita Alamsyah tengah populer lantaran ia menjadi perempuan muslim pertama yang berprofesi sebagai engineer di perusahaan milik Elon Musk, Space X. Ia juga yang kemudian membawa prestasi sebagai perempuan Indonesia yang bekerja di bidang STEM, di mana perannya banyak diisi oleh laki-laki.
Ars-Vita percaya bahwa teknologi, baik perangkat keras maupun lunak, dapat membantu dan memudahkan keberlangsugan hidup manusia. Itu alasannya, ketika ditanya mengapa pada akhirnya, ia memilih bidang teknologi sebagai pilihan kariernya saat ini, dan masa depan.
“Saya senang belajar bagaimana teknologi-teknologi tersebut dirancang dan dibangun dari awal mula komponen kecil hingga menjadi suatu guna yang besar, dan dari berbagai perusahaan pemasok hingga sampai ke pengguna,” kata Ars-Vita menjawab pertanyaan dari Topcareer.id secara tertulis.
Lebih lanjut ia menjabarkan bahwa teknologi itu memiliki cakupan yang luas, mulai dari teknologi internet hingga transportasi luar angkasa.
Namun, semua itu dapat dikembangkan dengan rantai pasok yang memadai dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya.
Manurut Ars-Vita, kariernya di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) ini, punya peluang besar bagi perempuan lainnya di seluruh dunia. Apalagi, ia melihat bahwa ada peningkatan drastis di mana perempuan memasuki lapangan pekerjaan umum, begitu pula bidang STEM.
“Secara relatif, saat ini sudah lebih mudah untuk perempuan memasuki ranah STEM dibandingkan beberapa dekade lalu,” ujar perempuan yang bergabung dengan Space X sejak Agustus 2021 lalu.
Baca juga: Negara Ini Tawarkan Cuti Haid 3 Hari Tiap Bulan
Ars-Vita yang kini bekerja untuk Space X di posisi Supply Chain Reliability Engineer II tersebut mencontohkan, di sektor aerospace, perusahaan ternama seperti SpaceX, Boeing, Northrop Grumman, Lockheed Martin, dan lainnya sudah memilih perempuan di jajaran pemimpin eksekutifnya meskipun industrinya masih didominasi oleh laki-laki.
Selain bekerja di perusahaan milik Elon Musk, Ars-Vita ternyata juga memiliki beberapa pengalaman kerja yang berkaitan dengan luar angkasa dan aeronautika.
Misalnya, ia pernah bekerja selama 3 tahun di Northrop Grumman. Ia juga pernah magang selama satu bulan di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Tantangan kerja
Ars-Vita menjawab tantangan yang ia alami sebagai perempuan yang terjun di bidang teknologi, adalah untuk meyakinkan dan membuktikan bahwa pekerja perempuan dapat memberikan hasil yang sebanding atau bahkan lebih baik dari rekan laki-laki.
“Jadi memiliki kepercayaan diri yang besar pada diri kita sendiri adalah kunci untuk berkembang dan menjadi pribadi yang lebih baik,” kata Ars-Vita.
Untuk melakukan itu, tambah dia, pekerja perempuan harus sepenuhnya memahami lingkup pekerjaannya dan juga memahami dengan siapa kita berinteraksi.
“Hal itu bukanlah usaha yang hanya satu malam jadi dengan membalikkan kepercayaan diri, tapi lebih seperti proses yang harus diiterasi seiring berjalannya waktu,” urai Ars-Vita.