Topcareer.id – Rangkaian peristiwa yang dipicu oleh infeksi virus corona SARS-CoV-2, tengah diteliti kemungkinannya sebagai penyebab kasus misterius hepatitis akut, yang kini tengah teridap oleh ratusan anak kecil di seluruh dunia, tulis para peneliti.
Anak-anak dengan COVID-19 berada pada peningkatan risiko yang signifikan untuk disfungsi hati sesudahnya, menurut sebuah laporan yang diposting pada hari Sabtu (14/5) di medRxiv sebelum tinjauan sejawat.
Dari laporan tersebut, sebagian besar anak dengan hepatitis akut yang umumnya jarang terjadi pada kelompok usia anak, tidak melaporkan infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya.
Namun sebaliknya, sebagian besar telah terinfeksi adenovirus yang disebut 41F, yang tidak diketahui menyerang hati.
Ada kemungkinan bahwa anak-anak yang terkena dampak, banyak di antaranya terlalu muda untuk divaksinasi COVID-19.
Anak-anak mungkin memiliki infeksi COVID ringan atau tanpa gejala yang tidak diketahui, tim peneliti terpisah mengatakan di The Lancet Gastroenterology & Hepatology.
Jika itu benar, mereka berteori, maka partikel virus corona yang tertinggal di saluran pencernaan pada anak-anak ini dapat memicu sistem kekebalan untuk bereaksi berlebihan terhadap adenovirus-41F.
Dari situ akan ada sejumlah besar protein inflamasi yang pada akhirnya merusak hati.
“Kami menyarankan agar anak-anak dengan hepatitis akut diselidiki untuk keberadaan SARS-CoV-2 dalam tinja.” Kata para peneliti.
Untuk sinyal lain bahwa kerusakan hati terjadi karena protein lonjakan virus corona, adalah “superantigen” yang membuat sistem kekebalan terlalu peka.
Penyakit ini harus diwaspadai karena mudah menyerang anak melalui virus yang ditularkan dari kebiasaan mereka sehari-hari.
Jika dibiarkan, hepatitis dapat mengakibatkan sirosis (kerusakan hati permanen) dan pada akhirnya menyebabkan gagal hati.
Sebagai orang tua perlu lebih waspada memperhatikan kesehatan anak, kenali lebih jauh gejala hepatitis pada anak serta cara pengobatan dan pencegahannya.
Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Penyakit Hepatitis
Gejala hepatitis pada anak biasanya meliputi:
- Demam
- Kehilangan nafsu makan
- Merasa letih
- Sakit perut
- Muntah
- Warna urine seperti teh
- Kulit dan mata terlihat kuning
Jika menemukan gejala bertambah parah seperti muntah terus-menerus tanpa henti hingga terjadi kejang-kejang dan tidak dapat makan dan minum sama sekali hingga pingsan, segera bawa anak ke rumah sakit.