TopCareerID

Keren! AI Mampu Teliti Suara Kehidupan di Terumbu Karang

Sumber foto: tienphongnews.com

Sumber foto: tienphongnews.com

Topcareer.id – Ketika sebuah tim ilmuwan mendengarkan klip audio yang direkam di bawah air dari pulau-pulau di Indonesia tengah, mereka mendengar apa yang terdengar seperti api unggun.

Itu adalah suara terumbu karang, penuh dengan kehidupan, menurut sebuah studi yang dilakukan ilmuwan dari universitas Inggris dan Indonesia Mei 2022.

Mereka menggunakan ratusan klip audio tersebut untuk melatih program kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) komputer untuk memantau kesehatan terumbu karang dengan mendengarkannya.

Terumbu karang yang sehat memiliki suara “retakan, seperti api unggun” yang kompleks karena semua makhluk hidup di dalamnya.

Sementara terumbu yang rusak justru terdengar lebih sunyi, kata spesialis ilmu kehidupan dan peneliti utama tim Ben Williams.

Sistem AI akan mengurai titik data seperti frekuensi dan kenyaringan suara dari klip audio.

Ini bisa menentukan dengan akurasi setidaknya 92% apakah terumbu karang itu sehat atau rusak, menurut penelitian tim yang diterbitkan di Ecological Indicators jurnal.

Para ilmuwan berharap sistem AI baru ini akan membantu kelompok konservasi di seluruh dunia untuk melacak kesehatan terumbu karang secara lebih efisien.

Terumbu karang berada di bawah tekanan dari emisi karbon yang disebabkan oleh manusia yang telah menghangatkan permukaan laut sebesar 0,13 derajat setiap dekade.

Emisi karbon telah meningkatkan keasaman permukaan laut sebesar 30% sejak era industri.

Sekitar 14% terumbu karang dunia hilang antara 2009 dan 2018, luasnya 2,5 kali Taman Nasional Grand Canyon di Amerika Serikat, menurut Jaringan Pemantau Terumbu Karang Global.

Baca juga: Edhy Prabowo Optimis Transplantasi Terumbu Karang di Bali Rampung Tahun Ini

Meskipun menutupi kurang dari 1% dasar laut, terumbu karang mendukung lebih dari 25% keanekaragaman hayati laut.

Ahli konservasi Indonesia dan dosen fakultas ilmu kelautan Universitas Hasanuddin Syafyudin Yusuf mengatakan penelitian ini akan membantu dalam memantau kesehatan terumbu karang di Indonesia.

Para peneliti juga berharap untuk mengumpulkan rekaman bawah air dari terumbu di Australia, Meksiko dan Virgin Islands untuk membantu menilai kemajuan proyek restorasi karang.

Exit mobile version